Hankam

Kapolres Temanggung Serukan Generasi Muda NU Melawan Radikalisme

kapolres temanggung, akbp wiyono ekono prasetyo, melawan radikalisme, melawan terorisme, santri temanggung, paham radikalisme, nusantaranews
Kapolres Temanggung AKBP Wiyono Eko Prasetyo. (Foto: Wahyu EW/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Temanggung – Kapolres Temanggung AKBP Wiyono Eko Prasetyo mengajak generasi muda khususnya pemuda NU untuk menolak tegas dan melawan radikalisme.

Hal itu disampaikan Kapolres dalam sarasehan bertajuk Peran Pemuda dalam Menangkal Paham Radikalisme yang digelar Polres Temanggung bekerjasama dengan LPM Grip STAINU Temanggung bertempat di Masjid Ash – Shohabat Asrama Polisi Gemoh Temanggung pada Rabu (6/6).

Kapolres menegaskan Islam bukanlah agama teror melainkan agama rahmat dan kasih sayang. Namun, stigma Islam itu teror lahir karena ulah segelintir orang. “Saya ambil contoh peristiwa di Surabaya beberapa waktu yang lalu,” katanya.

Di hadapan puluhan aktivis mahasiswa STAINU Temanggung, IPNU-IPPNU, PMII, Racaba dab pelajar Kapolres menuturkan paham radikalisme sangat meresahkan warga di berbagai penjuru tanah air.

“Karena yang melakukan aksi radikal tersebut berbusana muslim, berakibat terhadap orang yang non muslim beranggapan bahwa muslim itu teroris,” tegas dia.

“Ini sangat disayangkan, karena agama Islam itu rahmatan lil alamin. Ini menjadi sebuah bumerang terhadap Islam karena dia anggap teroris,” lanjutnya.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Lebih lanjut Kapolres menerangkan bahwa paham yang berkembang di benak pada pelaku teroris ialah takfiri. “Mengkafirkan yang berada di luar paham atau aliran mereka. Ketika mereka tidak mengikuti imamnya maka orang lain dianggap kafir,” paparnya.

“Mereka didoktrin hanya untuk memikirkan akhirat tidak untuk memikirkan dunia. Satu alasan tersebut membuat berbagai jalan atau cara muncul untuk mencapai ridho Allah SWT dengan cara berjihad. Jihadnya dengan melakukan bom bunuh diri sebagai syaratnya membunuh orang kafir menurut sepemahaman mereka. Tidak mau bunuh diri sebelum orang di luar mereka mati,” jelas dia.

Padahal, kata dia, hakikat manusia adalah untuk saling tolong menolong, bukan untuk saling membunuh. Sehingga, pemahaman yang tertanam di benak pada teroris tersebut perlu dibasmi agar negara aman dari paham radikal.

Selain itu Kapolres juga menyinggung soal seorang santri yang digeledah di tengah jalan saat hendak pulang kampung beberapa waktu lalu. Santri dari Gus Furqon Prapak Kranggan itu diperiksa polisi dan disuruh mengeluarkan semua isi bawaannya.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Kapolres mengatakan, sesampainya di Simpang Lima Kota Semarang santri tersebut mondar-mandir dengan membawa bekal yang lumayan banyak. Karena sedang viral isu tersebut anggota kepolisian dengan cepat curiga dan langsung mengamankan sang santri dan menyuruh untuk membuka bekalnya. Namun yang didapatkan hanyalah barang-barang keseharian santri tersebut.

“Sangat jelas sekali imbasnya, bukan hanya kepada mereka yang meninggal saja. Namun santri yang tampilannya agamis menjadi sasaran kecurigaan para anggota sebagai sikap waspada terhadap teroris,” ujarnya.

Dalam sarasehan tersebut, Kapolres berpesan kepada kalangan muda, baik dari tingkat pelajar, mahasiswa serta umum agar jangan mudah percaya dengan paham radikalisme dan terorisme. “Jadikan negara kita aman dari bahaya untuk mewujudkan kedamaian di lingkungan masyarakat,” tutupnya.

Pewarta: Wahyu EW
Editor: M Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,052