Terbaru

Kapitalisme, Penyebab Kemiskinan di AS Meningkat

Ilustrasi kapotalisme dan globalisasi. (Foto: Flickr: KAZ Vorpal)
Ilustrasi kapotalisme dan globalisasi. (Foto: Flickr: KAZ Vorpal)

NUSANTARANEWS.CO – Kemiskinan merupakan masalah kompleks dan bersifat multidemensional karena erat kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik, ekonomi, budaya dan lainnya. Kemiskinan hampir terjadi di semua negara, baik negara mauju maupun berkembang. Tak terkecuali negara maju nan kaya seperti AS. Jumlah orang miskin di Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump naik tajam.

Peningkatan jumlah orang miskin ini akibat kebijakan Pemerintahan Trump yang cenderung menghapus jaring pengaman bagi jutaan warga miskin. Hampir 41 juta orang atau 12,7 persen warga AS hidup dalam kemiskinan dan 18,5 juta dalam kemiskinan ekstrem. AS berada di peringkat teratas sebagai negara industri yang memiliki penduduk paling miskin.

Cukup mengejutkan, bukan? Negara superpower dengan jumlah pendapatan produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 19 triliun dolar ditambah perekonomiannya yang cukup pesat ternyata tak lepas dari masalah kemiskinan. Bahkan AS menjadi salah satu dari delapan negara maju dengan tingkat kemiskinan anak tertinggi di dunia.

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

Tercatat sebanyak 29,4 persen anak-anak AS hidup di bawah garis kemiskinan. Tingginya angka kemiskinan di AS pun memicu peluang kejahatan yang semakin meningkat. Berbagai kasus kekerasan, pembunuhan, narkoba dan sebagainya turut mewarnai rusaknya kehidupan sosial di sana.

Dalam sebuah survei, indikator kemiskinan di AS dinilai berdasarkan penghasilan per tahunnya yakni 11.139 dolar AS atau sebesar Rp 96,7 juta. Ini berarti orang miskin di AS penghasilannya sebulan mencapai Rp 8,05 juta.

Negara dengan penghasilan terbesar dan terkaya di dunia semacam AS pun dilanda kemiskinan dari jutaan warganya. Di satu sisi kaya, di sisi yang lain miskin. Beginilah potret kemiskinan di negara pengemban ideologi kapitalisme. Ada dua kondisi yangmenyebabkan kemiskinan terjadi.

Pertama, kemiskinan alami. Minimnya kekayaan SDA yang dimiliki suatu negara bisa memicu persoalan kemiskinan. Selain itu, terbatasnya teknologi dan bencana alam juga bisa menjadi penyebab kemiskinan. Namun, hal itu tak selalu berbanding lurus. Sebab, fakta menunjukkan negara-negara yang kaya SDA juga dirundung kemiskinan. Sebut saja Indonesia, Asia Tengah, Afrika dan lainnya.

Baca Juga:  Tim PPWI Lakukan Kunjungan Silahturahmi kepada Kepala Balai TNUK

Faktor pemicunya bukan karena negara tersebut miskin SDA dan teknologi, tapi disebabkan penjajahan yang dilakukan negara maju dalam mengekploitasi kekayaan di negara berkembang. Walaupun AS adalah negara minim SDA, toh tidak membuatnya miskin sebab ia menjarah kekayaan dari negara lain.

Kedua, kemiskinan buatan. Hal ini bisa terjadi tersebab tata kelola pemerintahan yang buruk. Nampaknya AS masuk dalam kategori kemiskinan jenis ini. Pemerintahan yang buruk dipicu oleh kebijakan yang buruk. Kebijakan yang buruk dipicu oleh sistem yang buruk. Peranan sistem atau ideologi inilah yang mejadi sebab utama kemiskinan.

Sistem ekonomi yang banyak diterapkan di negara manapun di dunia adalah sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini menitikberatkan pada konsep kebebasan kepemilikan dan mekanisme pasar. Seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar serta memberikan kebebasan yang besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor produksi.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

Tak heran, bila ketimpangan sosial seringkali terjadi akibat penerapan sistem ini. Sebab, kepemilikan modal inilah yang menjadikan harta dan kekayaan negara berputar pada lingkungan orang-orang kaya (baca: kapitalis). Walhasil, distribusi kekayaan tidak merata yang menyebabkan kebutuhan dasar masyarakat tak terpenuhi.

Karena AS adalah motor penggerak sistem ekonomi kapitalisme, maka wajar bila angka kemiskinan meningkat sekalipun negara tersebut dikatakan kaya. Seperti penjelasan sebelumnya, tak ada negara yang terkategori miskin alami. Semuanya adalah kemiskinan buatan akibat penerapan ideologi kapitalisme. Negara maju ataupun berkembang sama saja. Kemiskinan akan tetap menjadi problem utama dunia.

Jadi, tak ada jaminan sebuah negara tak dilanda problem kemiskinan. Seperti AS, negara pengemban ideologi kapitalisme ini pun tak jauh dari persoalan kemiskinan. Masih mau bertahan dengan ekonomi ala kapitalisme?

Oleh: Chusnatul Jannah, Lingkar Studi Perempuan Peradaban

Related Posts

1 of 3,049