Kandita
Kandita
:
Akan aku ceritakan diriku
Aku Kandita, anak Sri Baduga Maharaja
Lahir dari bebungaan
Pemilik paras cantik yang
Dinobatkan di Pajajaran
Samsuni
:
Wahai pengisi cakrawala
Yang mengarungi samudra semestaku dan samudra semestamu
Nampak ataupun samar
Yang mengguncangkan daerah Pakwan
Wahai pengisi lelembutan
Antara kedua dunia
Yang menjaga dan menghancurkan kehidupan manusia
Yang mendengar lekat
Kisah antara fiktif dan nyata
Wahai pengisi kisah
Yang indah tak tertandingi
Menghubungkan masa
Yang maya dan yang nyata
Yang abadi dan sementara
Yang di sini dan di sana
Setia mendengarkan desah-desah ringan
Kecantikan perempuan
Yang menguasai jagad raya
Kandita
:
Konon, lahirlah aku dari
Jajaran kerajaan Pakuan
Elok rupaku membuatnya iri
Hingga pada hari itu,
borok-borok memboyongku
ke belantara yang menyepi
Samsuni
:
Bulan jarang sekali, mendongengkan imaji
Di tengah-tengah pertemuan rahasia
Yang mengingkari janji
Untuk menyingkirkan permaisuri
Dayang berdatangan,
Meniti satu persatu kesatria hitam
Hingga dilepaskannya panah yang tak nampak
Merobek relung
Menyingkirkan tubuh perempuan itu
Hingga tak tersisa
Kandita
:
Aku Kandita, perempuan yang terbuang
Dari megahnya singgasana
Borok mendesakku untuk keluar
Berjalan menjauhi
Tanpa alun tanpa gelombang
Di hadapanku terbentang
Samudra luas nan dalam
Terkaparku di pesisir
Hingga rautku memutih
Dan terdengar suara berbisik
“Mandilah di lautan ini”
Ternyata, hidupku diatur oleh mandraguna
Wahai teriakan yang memekakkan
Aku Kandita, yang lahir dari bebungaan
Pemilik paras cantik yang dinobatkan di Pajajaran
Ternyata tetap melekat dalam tubuhku
Sampai seorang kesatria tampan
Berdatangan untuk menikmati kemolekanku
Namun naas,
Hidupku diatur mandraguna
Hingga tak ada satupun
Yang dapat bertempur di atas gelombang laut
Selatan pulau Jawa
Yogyakarta, 2017.
Keterangan:
-Kandita: Seorang Putri Prabu Siliwangi dari kerajaan Pakuan Pajajaran Bogor, Jawa Barat.
–Samsuni: Dalang yang menceritakan kembali cerita Putri Kandita di Kerajaan Sunda.
Puisi ini terinspirasi dari kerajaan Pakuan, dimana sang Prabu memiliki putri yang molek hingga banyak yang merasa iri padanya. Kemudian ia diguna-guna dan menderita penyakit kusta.
Anna Zakiah Derajat, lahir di Bogor, Jawa Barat. Mahasiswa Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan bergiat di Teater Eska, PMII RCC, Al-Muthoyat, IMATA. Menulis puisi, cerpen, dan essay. Domisili Sapen Yogyakarta. Beberapa kali telah menjuarai lomba menulis puisi diantaranya juara 2 Festival Pujangga Nasional, juara 3 Festival Literasi UHAMKA, Juara 1 Festival Literasi Gradasi, kontributor penulis nasional di Penerbit Aksara Aurora, Kontributor penulis Nasional di FAM-Indonesia, Kontributor di Geotimes, kontributor Penulis Puisi Bersama UIN SUKA Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, karya pernah diterbitkan di Jangkar Nusantara.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]