Politik

Kampanye #2019GantiPresiden Lebih Populer Dibandingkan Pamor Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau satu masjid yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12/2016) dan disambut anak-anak dengan nyanyian/Foto Rihrad Andika / NUSANTARAnews
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau satu masjid yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12/2016) dan disambut anak-anak dengan nyanyian. (Foto: Dok.NUSANTARANEWS)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut pasca Pilkada 2018 elaktabilitas Joko Widodo (Jokowi) mengalami kenaikan. Namun, kenaikan elektabilitas tersebut juga diimbangi oleh pamor kampanye #2019GantiPresiden yang semakin dikenal dan populer di mata publik.

“Ada tren kenaikan elektabilitas Jokowi, meski elektabilitasnya masih di bawah 50 persen,” kata LSI Denny JA dalam rilis hasil surveinya bertajuk Pasangan Capres dan Cawapres Paska Pilkada, Jakarta, Selasa (10/7/2019).

Survei LSI Denny JA dilakukan pada 28 Juni-5 Juli 2018 menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 1.200 dan proses pengumpulan data melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Dan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Menurut survei ini, pada bulan Mei tahun 2018 elektabilitas Jokowi sebesar 46,0 persen dan naik menjadi 49,3 persen pada bulan Juli.

Sementara itu, elektabilitas rival Jokowi masih cenderung stagnan karena memang belum ada kejelasan siapa yang akan maju sebagai calon presiden selain Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

Baca Juga:  Silaturrahim Kebangsaan di Hambalang, Khofifah Sebut Jatim Jantung Kemenangan Prabowo-Gibran

LSI Denny JA menyebut elektabilitas lawan Jokowi bulan Mei sebesar 44,7 persen dan naik sedikit menjadi 45,2 persen. “Elektabilitas di atas adalah gabungan elektabilitas semua tokoh yang muncul di media/diwacanakan akan maju sebagai capres,” katanya.

Yang menarik, pamor Jokowi menurut survei LSI Denny JA justru kalah dengan pamor kampanye #2019GantiPresiden. Faktanya, pamor kampanye #2019GantiPresiden mengalami kenaikan cukup signifikan dalam tiga bulan terakhir.

“#2019GantiPresiden semakin dikenal, dari dikenal sebanyak 50,8 persen sebelum Pilkada (Mei 2018), paska Pilkada kini dikenal 60,5 persen,” kata survei tersebut.

Tak hanya dikenal, kampanye #2019GantiPresiden juga semakin disukai dan diterima masyarakat luas. Survei membuktikan kesukaan responden terhadap kampanye hastag tersebut mengalami kenaikan dari semula 49,8 persen menjadi 54,4 persen.

“#2019GantiPresiden juga semakin disukai oleh publik yang telah mengenalnya, dari 49,8 persen (Mei 2018), paska Pilkada kini disukai 54,4 persen (Juli 2018),” ungkap LSI Denny JA.

Karenanya, meski elektabilitas Jokowi masih cukup tinggi, kampanye #2019GantiPresiden dinilai sebagai ancaman nyata eks wali kota Solo itu untuk kembali duduk di kursi Istana Negara. Selain dua ancaman di atas, satu lagi ancaman bagi elektabilitas Jokowi ialah fakta bahwa pemilih loyal Jokowi saat ini berada di bawah 40 persen yakni hanya sebesar 32,0 persen saja.

Baca Juga:  WaKil Bupati Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Tahun 2024 Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik

Sementara, pemilih loyal lawan Jokowi sebesar 30, 5 persen. “LAwannya Jokowi belum final dan belum melakukan kampanye. Namun sudah ada 30,5 persen yang akan memilih capres lawannya Jokowi,” ungkap LSI Denny JA. (red/nn)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,053