NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tahun 2018 Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan calon presiden-calon wakil presiden untuk Pilpres 2019. Tanggal 17 April kemudian ditetapkan sebagai hari pemungutan dan penghitungan suara.
Adapun rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara Pemilu tingkat nasional dilaksanakan pada 25-22 April 2019.
Prabowo Subianto kembali maju sebagai penantang Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyandang status petahana, dan Prabowo sebagai oposisi. Artinya, kedua capres ini mengulang (rematch) Pilpres 2014 silam yang secara dramatis dimenangkan Jokowi.
Bedanya, jika Pilpres 2014 Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, kali ini dirinya memilih KH Ma’ruf Amin, seorang tokoh agama dan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Membaca Ulang Drama Pilpres 2014
Demikian halnya Prabowo, jika Pilpres 2014 menggandeng Hatta Radjasa, kali ini dirinya mencoba peruntungan dengan menggaet Sandiaga Uno, sosok pengusaha muda sukses.
Penetapan pasangan capres-cawapres 2019 dilakukan pada Kamis (20/9/2018) oleh KPU melalui rapat pleno. Kedua pasangan dinyatakan memenuhi syarat.
Tak lama berselang, nomor urut pasangan capres-cawapres keluar. Jokowi–Ma’ruf Amin mendapat nomor urut 01, dan Prabowo–Sandiaga nomor urut 02. Kebalikan Pilpres 2014.
Secara dukungan parpol, Jokowi–Ma’ruf Amin kali ini lebih banyak. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini didukung 8 parpol di antaranya PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, Hanura, Perindo dan PSI.
Sementara itu, 5 parpol menjadi pendukung Prabowo–Sandiaga. Mereka di antaranya Gerindra, Demokrat PAN, PKS dan Berkarya.
Sementara itu, Partai Bulan Bintang (PBB) tampaknya merapat ke kubu Jokowi–Ma’ruf Amin menyusul ketua umum parpol ini, Yusril Ihza Mahendra, diangkat menjadi kuasa hukum pasangan nomor urut 01.
Kemudian, PKPI jelas sudah menyatakangan dukungannya kepada Jokowi–Ma’ruf Amin. Sedangkan Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) memilih abstain.
Sebagai catatan, hanya 15 parpol yang dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2019. Di antaranya PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, Partai Garuda, Partai Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Hanura, Partai Demokrat dan PBB.
Selanjutnya, nama tim kampanye juga sudah dibentuk. Koalisi Jokowi–Ma’ruf Amin diberi nama Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja, sedangkan koalisi Prabowo–Sandiaga bernama Badan Pemenangan Nasional (BPN) dengan jargon Indonesia Adil dan Makmur.
TKN Koalisi Indonesia diketuai pebisnis, Erick Thohir. Sedangkan BPN Koalisi Indonesia Adil dan Makmur dipimpin oleh seorang pensiunan dan mantan Panglima TNI, Jenderal Djoko Santoso.
Singkatnya, inilah peristiwa penting yang terjadi pada 2018 di Indonesia. Khususnya, di pentas politik nasional 2018.
(eda/bya/anm)
Editor: Banyu Asqalani