Berita UtamaHukumTerbaru

Kaleidoskop 2016: KPK Abaikan Temuan BPK Terkait Skandal Sumber Waras

NUSANTARANEWS.CO – Beda sikap KPK dan BPK terkait skandal RS Sumber Waras adalah peristiwa yang cukup menohok yang terjadi pada 2016. Seperti diketahui, pimpinan KPK sempat melontarkan kalau pihaknya tidak menemukan perbuatan melanggar hukum. Sementara, BPK menyimpulkan terjadinya sejumlah dugaan penyimpangan dalam proses pembelian lahan RS Sumber Waras, meliputi dugaan penyimpangan dalam tahap perencanaan, penganggaran, pengadaan pembelian lahan RS Sumber Waras, penentuan harga dan penyerahan hasil.

Dalam kasus itu, BPK menganggap prosedur pembelian lahan milik Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) oleh Pemerintah Provinsi DKI menyalahi aturan karena Pemprov DKI membeli lahan senilai Rp800 miliar, lebih mahal dari seharusnya sehingga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp191 miliar.

Walhasil, kasus tersebut mengendap di KPK. Bahkan sampai kini, kasus yang disebut-sebut menyeret nama Basuki Tjahaja Purnama itu hilang entah di mana rimbanya.

Keengganan lembaga anti rasuah itu menindaklanjuti hasil audit investigasi RS Sumber Waras yang dilakukan BPK menyedot perhatian banyak pihak. Tudingan demi tudingan pun segera menghampiri KPK yang dipimpin Agus Raharjo. Padahal, KPK sendiri yang memerintahkan BPK untuk melakukan audit.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Sejumlah tudingan itu di antaranya, KPK dinilai tidak konsisten dalam proses penegakkan hukum, KPK melakukan kompromi dengan BPK agar temuan tidak dipublis lagi, mal-praktek penegakkan hukum, pimpinan KPK berpolitik hingga KPK yang takut dengan kekuatan besar yang berada di balik skandal RS Sumber Waras.

Lebih jauh, KPK juga dinilai telah menjadi alat kekuasaan sehingga tebang pilih dalam menangani kasus korupsi. Bahkan, KPK lebih ekstrim lagi dinilai telah menjadi alat para cukong dan taipan yang berambisi membangun kerajaan bisnis di Indonesia. Dan pimpinan KPK hanya bertindak sebagai juru bicara para cukong dan taipan saja.

Ini baru satu kasus saja. Belum lagi kalau kita bicara soal skandal reklamasi teluk Jakarta dan penggusuran Kalijodo, yang kedua-duanya juga sangat menyita perhatian publik negeri. Ada apa dengan KPK? (Sego/Er)

Related Posts

1 of 620