NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Agus Harta dalan catatan reflektifnya menyatakan saat ini Indonesia sedang dilanda kesenjangan sosial, konflik partai politik, dan mandegnya industri perekonomian. Indonesia juga sedang mengalami kerugian di bidang pengelolaan sumber daya alam.
“Mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi, maraknya budaya korupsi menjadi budaya baru pada peradaban negara Indonesia, yang tidak kalah lagi adanya mafia-mafia hukum dan mafia keamanan telah menyempurnakan situasi dan kondisi di negri ini,” tegas Agus saat dikonfirmasi oleh nusantaranews, Senin (3/4/2017) malam.
“Ketika kita didik di bangku kuliah, kita diajarkan cara berfikir baik dan benar, status mahasiswa menjadi sebuah tugas baru untuk kita melanjutkan perjuangan terhadap persoalan kebangsaan. Namun daya nalar kritis kita selaku mahasiswa masih terbelenggu, kebebasan berfikir dan menyampaikan Aspirasi melahirkan sebuah kengerian,” tambahnya mengingat masa-masa dalam dunia aktivisme.
Menurut Agus, peristiwa politik para aktivis sejak tahun 2017, menjadi suatu momok yang menakutkan, penangkapan-penangkapan baru para aktivis mulai terjadi. Beda pwristiwa pada jaman orde baru, mereka ditangkap lalu menghilang entah kemana, diera pasca reformasi terjadi peristiwa politik mereka ditangkap dengan tuduhan makar.
“Saya tidak paham ada apa dengan kekuasaan hari ini? Mungkin, Hanya presiden dan Tuhan Yang tahu. Reformasi tidak lagi menjamin kebebasan berkumpul dan berserikat, apalagi menyampaikan pendapat dimuka umum,” ujarnya.
Agus menyampaikan, seharusnya pemerintah dan penegak hukum memberikan peringatan terlebih dahulu, rekam dan perhatikan apa yang disampaikan oleh para demonstran, jika menyalahi aturan dan terbukti melawan konstitusi, surati dan lakukan pemanggilan. Sangat keliru jika mereka belum menyampaikan aspirasi lalu ditahan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah hukum.
“Dan untuk pemerintah yang sedang berkuasa, janganlah semena-mena memerintahkan tugas kepada penegak hukum, tidak kah ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini secara cerdas? Sudahilah dan selesaikanlah persoalan bangsa yang sedang terjadi. Adakah kita mempersiapkan kehidupan yang layak bagi masa depan generasi kita 100 tahun mendatang?,” tutup Agus.
Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman