Ekonomi

Jokowi Dinilai Salah Alamat Tuding Pertamina di Balik Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Pertamina. (Wikimedia Commons)
Pertamina. (Foto: Wikimedia Commons)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mahalnya harga tiket pesawat diangap lantaran penjualan avtur dimonopoli Pertamina. Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan tersebut saat mendengar keluhan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) saat menghadiri gala dinner HUT ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019) malam.

Pernyataan presiden yang akrab disapa Jokowi itu tentu membuat publik terkejut karena dianggap tidak tepat diucapkan oleh otoritas negara atau seorang presiden.

“Ada apa gerangan presiden tiba-tiba menuduh monopoli Pertamina atas penyediaan avtur menjadi penyebab mahalnya harga tiket? Apakah tepat Presiden Repiblik Indonesia menyalahkan kemahalan tiket pesawat kepada Pertamina sebagai pemasok avtur, atau ada kepentingan lain dengan tudingan dimaksud? Bukankah hak monopoli Pertamina dalam penjualan avtur sebagai cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak merupakan perintah konstitusi ekonomi pasal 33 UUD 1945?,” ujar ekonom konstitusi, Defiyan Cori, Jakarta, Selasa (12/20/2019).

Tidak tepat secara konstitusional Presiden mengarahkan sasaran adanya kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi pada akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 dengan meminta Pertamina meninjau harga avtur yang berlaku. Sebagai perbandingan, harga avtur Pertamina yang berlaku masih lebih murah dibandingkan dengan harga avtur di negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

Berdasarkan data WFS Shell dan China National Aviation Fuel (CNAF) dan Blue Sky yang selalu diterbitkan secara periodik, harga avtur Pertamina di Soekarno Hatta 42,3 sen per liter. Harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan beberapa harga avtur di bandara internasional lainnya, seperti Changi, Singapura sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia yang mencapai 56,8 sen per liter dan bandara INLAND di China yang sebesar 46,13 sen per liternya.

Bahkan harga avtur Pertamina ini perbandingannya dua kali lipat lebih murah dibanding bandara SYD Kingsford di Australia dengan harga 103,11 sen per liter.

“Jadi, menuding Pertamina sebagai biang keladi dari kenaikan harga tiket pesawat pada 3 bulan terakhir ini adalah tidak tepat sasaran,” kata Defiyan.

(gdn/wbn)

Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,058