Jokowi Diminta Tak Lagi Kampanye dan Pencitraan di KRL Commuter Line

krl commuter line, krl, jokowi, nusantaranews
Presiden Jokowi ikut berdesak-desakan dengan penumpang lainnya saat naik KRL dari Tanjung Barat menuju Bogor, Rabu (6/3). (Foto: IST/Setkab)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Insiden kecelakaan akibat KRL Commuter Line yang anjlok di petak jalan antara Cilebut–Bogor pada Minggu pagi (10/3) menjadi pusat perhatian publik. Sebanyak 20 orang menjadi korban dalam tragedi anjloknya KRL Commuter Line.

Waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono ikut mengomentasi tragedi ini. Menurutnya, KRL tersebut belum sepekan ditumpangi Joko Widodo.

“Belum seminggu KRL Jakarta-Bogor ditumpangi Joko Widodo, KRL-nya langsung anjlok dan banyak makan korban luka-luka,” katanya, Senin (11/3/2019).

Seharusnya, kata dia, KRL yang pernah dijajal Presiden Jokowi sudah dipastikan aman sehingga kecelakaan tak akan terjadi. Namun, hal itu tak cukup menjadi jaminan bahwa KRL tersebut tepat aman digunakan publik.

Baca juga: PT KCI Minta Maaf Perjalanan Bogor-Jakarta Terganggu

Baca juga: Korban Luka-Luka KRL Anjlok Didominasi Perempuan

Baca juga: FOTO: KRL Cilebut-Bogor Anjlok

Sebelumnya, pada Rabu (6/3) lalu Presiden Jokowi naik KRL saat kunjungan kerja ke Bogor.

“Untung aja enggak ada Pak Joko Widodo ya. Mungkin aja saat KRL ditumpangi oleh Joko Widodo, hanya untuk tebar pesona dan pasti KRL-nya sudah dicek dengan benar ya atau sudah disterilkan ya sehingga resiko akan anjloknya tidak akan terjadi,” ucapnya.

“Nah coba Joko Widodo kalau ke Jakarta atau ke Bogor saat hari kerja ada baiknya juga tiap hari naik KRL selain irit APBN yang pasti KRL akan lebih terjamin aman,” sindirnya.

Dia menilai, Jokowi naik KRL pekan lalu tak lain semata hanya untuk kepentingan pencitraan belaka.

“Anehnya kok Joko Widodo nyoba naik KRL Jakarta-Bogor kok saat lagi kampanye, ya ini kan sepertinya ingin cari suara dan simpati. Aduh kasian juga para penumpang KRL jadi sarana politisasi Joko Widodo,” cetusnya.

Namun, lanjut dia, insiden kecelakaan KRL kemarin patut menjadi keprihatinan karena para penumpang tak sedikit yang menjadi korban. Hal tersebut, kata dia, bisa membuat penumpang KRL trauma.

“Nah kayaknya perlu ada pemebenahan yang lebih baik ya untuk pelayanan moda transportasi dengan mengunakan KRL agar mengurangi resiko kecelakaan. Yang pasti, tolong Jokowi jangan kampanye di KRL lagi,” ujarnya.

“Permohonan maaf oleh Menteri Perhubungan akibat KRL Bogor-Jakarta patut kita apresiasi setinggi-tingginya. Ini contoh pejabat negara yang punya tanggung jawab dan perlu dicontoh,” pungkasnya.

(eda/ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version