Jokowi Akui Telah Teken Perpres Tentang Mobil Listrik

perpres, mobil listrik, jokowi, nusantaranews;
Mobil listrik. (Foto: Net)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Jokowi mengaku dirinya telah meneken perpres tentang mobil listrik agar industri otomotif segera merancangnya di Indonesia. Menurutnya, 60 persen mobil listrik kuncinya ada di baterai dan bahan untuk membuat baterai, koblat, mangan dan lain-lain ada di tanah air.

“Sehingga strategis bisnis negara ini bisa kita rancang agar nanti kita bisa mendahului membangun industri mobil listrik yang murah, yang kompetitif karena bahan-bahan ada di sini,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Menurut Presiden, membangun sebuah industri seperti ini (mobil listrik, red) tidak mungkin setahun, dua tahun, tiga tahun. Pasti akan dan juga harus melihat pasar, melihat pembeli, karena mobil listrik sekarang ini hampir 40 persen harganya lebih mahal dari mobil yang biasa.

Namun Presiden berharap, dengan ketemunya bahan-bahan baterai yang ada di Indonesia, mungkin harganya bisa ditekan lebih murah, syukur bisa sama.

“Nah itu baru mobil listrik akan berseliweran di seluruh kota di Indonesia,” ujarnya.

Terkait beban polusi di kota besar seperti Jakarta, Presiden Jokowi mendorong Gubernur DKI yang APBD-nya besar bisa memberi insentif untuk mobil listrik, itu sudah memberi insentif.

“Mungkin bisa saja nanti parkirnya gratisin, bisa saja misalnya beli mobil listrik, balik namanya digratisin, bisa saja, insentif-insentif yang untuk kota-kota yang memiliki APBD besar atau ditambahi subsidi,” terangnya.

Jokowi menuturkan, ada negara yang memberi subsidi sekian dollar apabila membeli mobil listrik, dimulai seperti Jakarta.

“Saya kira bisa dimulai dengan bisnya, transportasi umum, bisa dimulai mendorong taksi-taksinya, saya sudah sampaikan ke Menteri Perhubungan agar mulai didorong seperti itu, bisa saja sepeda motor listrik yang sudah diproduksi oleh kita sendiri didorong untuk digunakan di DKI dulu, dibelikan oleh Pak Gubernur bisa saja, kenapa tidak,” kata Jokowi. (eda/skb)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version