Mancanegara

Jika Sudah Terancam, Netanyahu: Israel Siap Serang Iran

Percikan api rudal yang ditembakkan dari Damaskus, Kamis (10/5). (Foto/ilustrasi: Reuters)
Percikan api rudal yang ditembakkan dari Damaskus, Kamis (10/5). (Foto/ilustrasi: Reuters)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa, Israel siap menyeran Iran apabila negaranya mendapat ancaman. Namun Netanyahu belum memperinsi secara jelas batasan ancaman berat yang dimaksud, kecuali sebatas alasan kelangsungan hidup.

“Batasan kami adalah ketika kelangsungan hidup kami (terancam). Kami melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi wilayah Israel dari rezim Iran yang secara terbuka menyerukan penghancuran negara Yahudi ini,” kata Netanyahu menimpali pertanyaan wartawan asing, Rabu (12/12/2018) waktu setempat.

“Saya tidak menutup kemungkinan pada apa pun itu yang memang perlu kita lakukan untuk mempertahankan diri,” lanjutnya.

Netanyahu mengaku, pihaknya selama ini melihat Iran sebagai ancaman paling berbahaya bagi Israel. Dia mengatakan Israel satu-satunya negara yang “secara langsung meluncurkan serangan udara melawan Iran di Suriah, di mana Teheran mendukung pasukan Presiden Bashar Al-Assad.”

Mengutip AFP, Netanyahu mengatakan perilaku Iran yang agresif di kawasan juga membuat Israel selangkah lebih dekat dengan negara-negara Arab, yang selama ini menganggap Tel Aviv sebagai musuh.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

“Negara Arab sangat mengerti bahwa Israel bukan musuh mereka, tetapi justru mitra mereka yang sangat penting melawan ekstremis,” kata Netanyahu menyinggung relasi Israel-Arab yang semakin dekat belakangan.

Netanyahu memang disebut tengah gencar-gencarnya mendekati negara Arab seperti Arab Saudi, Oman, Uni, dan Emirat Arab. Salah satu alasannya adalah guna membendung pengaruh Iran di Timur Tengah. Indikasi ini mulai terlihat dari lawatan mendadak Netanyahu ke Oman untuk bertemu Sultan Qaboos di Muscat pada akhir Oktober lalu.

Berdasarkan keterangan dari pemerintah Israel, Netanyahu menemui Sultan Qaboos ditemani kepala Badan Intelijen Israel, Mossad. Saat ini, Israel hanya memiliki hubungan diplomatik dengan dua negara di kawasan teluk, yakni Yordania dan Mesir.

Normalisasi relasi dengan Arab Saudi, saingan Iran di kawasan, disebut akan menjadi terobosan besar bagi Israel.

Ketika dunia diramaikan dengan pembunuhan Jamal Khashoggi di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Netanyahu hanya menyebut kejahatan itu sebagai hal yang mengerikan dan menyerahkan negara-negara lain memutuskan tanggapannya terhadap insiden itu.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Meski begitu, dia berharap kasus Khashoggi tidak akan mengganggu stabilitas di Arab Saudi. “Hal tersebut diimbangi oelh pentingnya Arab Saudi dan peran yang dimainkannya di Timur Tengah, karena jka Arab Saudi tidak stabil, dunia akan menjadi tidak stabil. Saya pikir ini harus diperhitungkan. Harus selalu ada keseimbangan,” kata Netanyahu, tulis CNN Indonesia.

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,148