Puisi Adi Purnomo Wartam
JONJANG
Aku merindukan jonjang
Yang dulu paling kusuka mainkan
Sayang aku lupa bagaimana mantranya
Kutanya bocah-bocah
Mereka tak ingat
Kebanyakan tak tahu
Kuminta diajari kakek
mereka masih lanyah
Begini
“Jonjang jiroma-roma
Aja ngambah-ngambah lemah
Ngambahe duwur umah”
Aku bermain dengan mereka seharian
Wangon, September 2015
JIKA HARUS HUJAN,
Ya hujanlah
Bukankah talas tak bisa memeluk air
Tapi dia tak pernah mengutuk hujan
Bahkan dia bilang
“Biarlah aku tak mendekapnya
Dia akan jatuh menuju akarku
Bahkan akan lebih sampai pada sukmaku”
Jika harus hujan, ya hujanlah
Biar teratai terambang di atas sungai
Tak pernah dia sangsi pada
Hujan yang meluapkannya
Saat tenggelam pun ia berkata
”Sebelum sekarang
Aku hanya bisa menyapa sungai tanpa membelainya
Kini aku bahagia
Saat bisa kusentuh dia
Menuju jeram tanpa sudah
Dalam peluknya”
Wangon, 08 Desember 2014
Adi Purnomo Wartam, dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1994 di desa kecil bernama Windunegara, Kec. Wangon, Kab, Banyumas. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Fakultas Tarbiyah, Prodi PAI. Puisinya terantologikan dalam buku Cahaya Tarbiyah (Forum Mahasiswa Tarbiyah, 2013), Kampus Hijau (STAIN Press), Potret Langit (Oase Pustaka), beberapa puisinya termuat di Zine ILIC (Indonesia Literary Collective) pada festival Berlin Book Fair tahun 2014 di Jerman.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]