
NUSANTARANEWS.CO, Yerusalem – Militer Israel (Israel Defense Forces) dilaporkan memaksa Jerusalem Post (JP) menghapus laporan yang menyebutkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memasok senjata kepada kelompok pemberontak Suriah yang melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad.
“Kami diperingatkan oleh sensor militer untuk menghapus laporan tersebut,” kata Redaktur JP dikutip Russia Today.
Artikel berjudul IDF Confirms: Israel Provided Light-Weapons to Syrian Rebels yang ditulis media tersebut menyebutkan bahwa IDF mengaku mereka memang menyediakan uang, senjata dan amunisi kepada pemberontak Suriah. Namun, beberapa jam setelah diterbitkan, artikel tersebut dihapus tanpa penjelasan.
“Laporan itu dihapus karena alasan keamanan,” kata Brinn. Dan pihak IDF juga menolak memberikan komentar tentang masalah ini.
Baca juga: Sejak Perang Enam Hari Tahun 1967, Dataran Tinggi Golan Terus Menyulut Konflik Militer Israel-Suriah
Menurut JP, IDF secara teratur memasok senjata ringan dan amunisi kepada pemberontak, terutama kelompok yang menguasai perbatasan Suriah-Israel.
“IDF mempersenjatai setidaknya tujuh kelompok berbeda di Dataran Tinggi Golan,” kata laporan itu. IDF meyakini pemberian senjata kepada kelompok pemberontak Suriah merupakan keputusan tepat, terutama guna mengantisipasi serangan Hizbullah dan Iran agar menjauh dari Dataran Tinggi Golan yang disengketakan.
Diketahui, sejak tahun 1967, Israel telah menduduki Dataran Tinggi Golan. Israel merebut 1.200 kilometer persegi dari Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Baca juga: Membaca Kepentingan AS dan Israel Di Balik Perang Suriah
Tel Aviv kemudian mengumumkan penggabungan wilayahnya di kawasan tersebut pada tahun 1981 silam, di mana keputusan tersebut dikutuk oleh PBB. Padahal, PBB sendiri menempatkan pasukannya untuk menjawa Dataran Tinggi Golan untuk memastikan gencatan senjata Israel-Suriah yang diteken pada 1974 benar-benar terlaksana.
Seperti diketahui, Suriah kembali berusaha merebut kembali Dataran Tinggi Golan dari tangan Israel pada 1973 tetapi berujung gencatan senjata. Namun, pada 1981 Israel memperluas pancaplokannya di Dataran Tinggi Golan yang membuat Suriah semakin tidak terima. Bahkan, tindakan Israel itu juga tidak diakui internasional.
Isu mengenai tentara bayaran yang melawan pasukan pemerintah Bashar Al-Assad di Suriah sebetulnya bukan hal baru. Israel, Arab Saudi dan dan Amerika Serikat dilaporkan membentuk aliansi untuk mendukung secara materil pasukan pemberontak di negara yang telah dirundung perang sejak 2014 silam itu. (eda/edd)
Editor: Eriec Dieda