NUSANTARANEWS.CO – Jerman akan beli 135 jet tempur baru. Militer Jerman telah mengusulkan pembelian 90 jet tempur Eurofighter dari Airbus plus 45 FA-18 Super Hornet dari Boeing untuk menggantikan armada jet tempur Tornado yang sudah tua. Mempersempit pilihan ke Eurofighter dan Boeing tanpa menyertakan F-35 Lockheed Martin – telah membuat Amerika Serikat (AS) marah besar.
Jerman memilih kedua jenis jet tempur tersebut adalah sebagai pemenuhan masa transisi persiapan Fanco-German Future Combat Air System (FCAS) sixth generation jet. Sementara Eurofighter dan Boeing hanya untuk melengkapi kebutuhan jet tempur dari 2025 hingga 2040.
Menurut media Jerman, Berlin memutuskan untuk memasukkan FA-18 Super Hornet adalah sebagai kompromi untuk melindungi kepentingan industri pertahanan Eropa dan mempertahankan sertifikasi nuklir Angkatan Udara Jerman. Kementerian Pertahanan Jerman tidak membantah laporan tersebut, hanyamenyatakan bahwa menteri pertahanan belum membuat keputusan resmi.
Airbus telah melobi keras Jerman untuk membeli Eurofighter. Bahkan telah memulai program untuk menguji persenjataan dan sistem yang akan masuk ke FCAS masa depan. Salah satunya adalah Eurofighter Electronic Combat Role (ECR) yang diungkap pada November tahun lalu.
Kemampuan ECR Eurofighter awal diharapkan akan tersedia pada tahun 2026, diikuti oleh langkah-langkah pengembangan lebih lanjut dan integrasi penuh ke dalam ekosistem FCAS. Eurofighter ECR menawarkan serangan elektronik (electronic attack/EA) dan penghancuran sistem pertahanan udara musuh (destruction of enemy air defence/DEAD).
Pembelian kedua macam jet tempur tersebut kurang mendapat antusiasme di kalangan politik dan industri pertahanan di Jerman – yang mempertanyakan logika di balik pembelian sejumlah jet tempur Boeing FA-18 yang penggunaannya mungkin hanya sampai 2040.
Terlepas dari masalah itu, berdasarkan kompromi Angkatan Udara Jerman akan menerima setidaknya 78 hingga 90 Eurofighter Typhoon. Dan bagian Amerika dari kesepakatan itu akan mencakup campuran sekitar 30 FA-18E/F Super Hornet dan 15 pesawat Growler 15 E/A-18G. Angkatan Udara Jerman membutuhkan Growler E/A-18G dan FA-18 adalah untuk mempertahankan kemampuan serangan elektronik (EA) dan penghancuran pertahanan udara musuh (DEAD). Selain itu, Super Hornet FA-18 juga untuk kepentingan sertifikasi nuklir standar NATO.
Namun harus diakui bahwa logika para politisi dan kalangan industrialis pertahanan Jerman, mengenai rencana pengadaan dua pesawat tempur tersebut tidak efisien ada benarnya – terutama terkait biaya logistik dan pemeliharaan yang akan meningkat dalam jangka panjang bagi Angkatan Udara Jerman. (Agus Setiawan)