NUSANTARANEWS.CO – Jenderal McKenzi telah meminta Washinton menempatkan Carrier Strike Group USS Lincoln dan USS Nimitz di Teluk Persia. Menempatkan Skuadron Pembom B-52 Stratofortress Ekspedisi ke-20 ke Pangkalan Udara Al Udaid, Qatar. Mengirimkan Skuadron F-35A Lightning dari Wing ke-388 dan Wing ke-419 yang pertama kalinya ke Pangkalan udara Al Dhafra di Uni Emirat Arab untuk menggantikan Skuadron pembom B-1B Lancer yang telah menyelesaikan penempatan mereka di Pangkalan Udara Al Udeidr. Bukan itu saja, LPD USS Arlington dengan pasukan marinirnya pun telah bergabung di Teluk Persia beserta satuan Rudal Patriot.
Berbicara pada saat upacara pergantian komando CENTCOM, pada hari Kamis di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Tampa, Florida, menjelang meningkatnya eskalasi di Teluk Persia, McKenzie mengatakan perintahnya “tetap siap untuk melakukan apa yang harus dilakukan” ketika AS menyelesaikan operasi negara anti-Islam di Irak dan Suriah, dan melanjutkan upaya untuk menekan Taliban di Afghanistan.
Kenneth Franklin “Frank” McKenzie, Komandan Komando Pusat AS, meyakini bahwa tindakan pengerahan militer yang dilakukan oleh Washington di Teluk Persia akan membuat Iran “menghitung ulang”, namun ancaman dari Teheran sudah “dekat” ungkap McKenzie. “Penilaian saya Iran sedikit mundur, tetapi saya tidak yakin mereka secara strategis mundur,” katanya kepada The Associated Press. McKenzi adalah Jenderal yang pertama kali meminta penempatan pasukan tambahan ke wilayah Teluk Persia.
Sebelum menduduki Komandan CENTCOM yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah, Asia tengah dan barat daya, Jenderal Marinir Kenneth “Frank” McKenzie menjabat sebagai direktur Kepala Staf Gabungan. Seorang perwira infantri karier, lulusan tahun 1979 yang pernah bertugas di Afghanistan pada 2004 dan Irak pada 2005 dan 2006.
Dalam wawancara terpisah dengan NBC, Jenderal Marinir itu mengatakan bahwa dia merasa ancaman sudah dekat. Ancaman itu mungkin telah berevolusi dengan cara tertentu bahkan ketika postur pertahanan kita telah berubah dan menjadi lebih agresif, katanya. Dan menambahkan “Saya ragu mengatakan bahwa pencegahan telah berjalan, saya sebenarnya tidak percaya ancamannya telah berkurang. Saya percaya ancaman itu sangat nyata,” tambahnya.
Lebih jauh, Komandan CENTCOM ini mengatakan kepada para wartawan bahwa berdasarkan laporan intelijen, ancaman Iran sangat “jelas” dan menambahkan dugaan ancaman dari Iran “maju, segera dan sangat spesifik”. Namun menolak untuk menjelaskan pengertian “sangat spesifik” dengan alasan sangat rahasia.
McKenzie tampaknya sedang berusaha menyeimbangkan jumlah pasukan yang diperlukan untuk merespons secara defensif. Namun faktanya pengerahan pasukan militer secara berlebihan justru lebih menunjukkan sifat ofensif yang dapat memicu konflik di kawasan Regional TImur Tengah.
Sifat dari dugaan ancaman itu sendiri tidak pernah diungkapkan secara terbuka. Tapi berdasar beberapa laporan “pergeseran rutin rudal balistik Iran” telah menjadi alasan utama.
Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford menyebut ancaman itu secara kualitatif berbeda.
Ketegangan antara AS dan Iran memuncak setelah Gedung Putih mengumumkan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran sebagai organisasi teroris, dan memperketat embargo pejualan minyak Iran sampai ke titik nol. Iran pun akhirnya mengumumkan menarik diri sebagian dari kesepakatan Nuklir Iran – yang memicu pengerahan militer besar-besaran AS ke Timur Tengah. (Agus Setiawan)