NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Analis Pertahanan dan Alutsista TNI Jagarin Pane mengatakan bahwa, Indonesia sebagai negara kepulauan pusatnya terletak di pulau Jawa. Jawa sekaligus menjadi jantung Indonesia. Jadi urusan merawat kesehatan dan keamanan jantung adalah prioritas utama.
“Ada separuh populasi penduduk negeri ini bermukim di Jawa, padahal pulau ini paling kecil diantara lima pulau besar. Disini juga pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan industri, pusat peredaran mata uang dan tentu saja pusat pertahanan kita,” kata Jagarin dikutip dari laman pribadinya, Sabtu (15/12/2018).
Itu sebabnya, kata dia, dua divisi Kostrad ada di Jawa, juga dua divisi Marinir, dua Armada KRI, tiga skadron jet tempur. Artinya seapes-apesnya pertahanan Indonesia yang mampu diobrak-abrik negeri agressor, setidaknya Jawa akan memberikan payung pertahanan terakhir dan akan dipertahankan sampai titik darah penghabisan.
Walaupun Indonesia sedang memperkuat pertahanan di wilayah perbatasan seperti Natuna, Tarakan, Kupang dan Sorong namun konsep pertahanan untuk pulau Jawa adalah yang nomor satu. Dan titik krusial yang paling penting untuk diamati adalah selatan pulau Jawa. “Kok bisa, bukankah selatan pulau Jawa bersinggungan dengan lautan dalam yang sepi dan nyaris tak ada keramaian lalulintas kapal,” ujarnya.
“Iya benar tetapi jarak udara pulau Christmast ke Jakarta hanya 1200 km. Terlalu dekat untuk dicapai jet tempur atau bomber negeri yang menggunakan fasilitas pangkalan disana. Teknologi pertempuran masa depan juga memastikan Jakarta ada dalam genggaman serangan udara yang sangat mudah dihancurkan. Saat ini praktis tidak ada payung udara area pelindung ibukota,” sambung Jagarin.
Menurut dia kehadiran jet tempur siluman F35 di selatan negeri atau bahkan F22 Raptor sudah wira-wiri tanpa ketahuan. Boleh jadi dalam strategi militer begitu telanjangnya Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Jawa. “Belum lagi perairan Selatan Jawa dan Selat Sunda yang dalam, sebagai lintasan kapal induk sangat dekat dengan ibukota,” ujarnya.
Yang jadi soal, lanjutnya, bagaimana merawat dan menjaga jantung itu dari berbagai indikasi serangan jantung, tentu sudah ada dalam benak pemikir strategis pertahanan Indonesia. Maka, kata dia, penempatan skadron jet tempur Sukhoi SU35 di Jawa dan pergelaran satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah di ibukota dan kota besar di Jawa adalah langkah cerdas.
“Natuna kita perkuat sebagai pangkalan militer garis depan, juga Tarakan, Kupang, Biak dan Sorong sebagai pangkalan militer di perbatasan. Hampir semua posisi pertahanan garis depan itu menghadap utara atau di atas Jawa. Artinya posisi pertahanan negeri menghadapi posisi musuh dari utara. Jadi Jawa punya perisai pangkalan militer di utara negeri, tapi di selatan tidak ada,” jelas Jagarin.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana