NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presidium Nasional Jangkar Jokowi sebagai salahsatu relawan yang telah terlibat dalam pilpres 2014 menyambut gembira keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk memberikan mandat kembali kepada Joko Widodo sebagai Capres 2019.
“Keputusan ini saya pikir telah mengakhiri isu dan spekulasi yang dihembuskan pihak tertentu bahwa pak Jokowi tidak didukung kembali oleh PDI Perjuangan. Keyakinan saya bahwa sebagai salahsatu kader terbaik saat ini, pak Jokowi tidak mungkinlah tidak dicalonkan kembali seperti halnya pak Ganjar untuk maju dalam pilgub Jawa Tengah. Saya menganalogikan antara figur dan partai itu ibarat pilot dan pesawat tempur. Secanggih apapun pesawat tempur bila pilotnya tidak memiliki kwalifikasi maka tidak akan mampu bermanuver, melewati turbulensi bahkan untuk menyerang target dan sebaliknya menghindar dari serangan lawan. Dan pak Jokowi telah melewati turbulensi selama 3 tahun ini,” Ketua Presidium Nasional Jangkar Jokowi, I Ketut Guna Artha melalui keterangan tertulis yang dikirim kepada redaksi, Jakarta, Sabtu (24/2/2018).
Kata I Ketut, dengan keputusan mencalonkan kembali Jokowi setidaknya konsolidasi tim pemenangan memungkinkan bekerja lebih awal termasuk menyiapkan opsi Cawapres potensial yang mendampingi pak Jokowi. Disamping mempertimbangkan integritas, kapasitas dan kecocokan hasil kompromi partai pengusung. “Tentu yang tidak kalah penting adalah regenerasi dan kontinuitas. Karena bagaimanapun kekuasaan itu dibatasi oleh konstitusi yang memungkinkan pak Jokowi hanya bisa satu periode lagi, maka posisi cawapres menjadi strategis,” katanya.
“Dan saya yakin Ibu Megawati punya pengalaman politik yang panjang telah memikirkan untuk melahirkan Jokowi-Jokowi baru yang mampu mengimplementasikan pemikiran dan cita-cita Trisakti Sukarno menuju Indonesia yang berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya,” sambung I Ketut Guna Artha.
“Secara khusus saya berharap jika pak Jokowi diberi amanah kembali memimpin Indonesia periode kedua, pusat pemerintahan baru kota Palangkaraya bisa terwujud menyambut 100 tahun Indonesia merdeka. Dengan demikian pusat pemerintahan yang secara geografis akan lebih dekat dijangkau dari seluruh wilayah Indonesia. Sehingga tidak ada lagi kelak perairan perbatasan laut Indonesia dijadikan jalur penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, serta tidak ada lagi kasus gizi buruk di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Semoga,” demikian I Ketut Guna Artha mengakhiri. (hdn)
Editor: Yahya Suprabana