NUSANTARANEWS.CO – Sebanyak 13 prajurit TNI meninggal dunia dalam peristiwa kecelakaan jatuhnya pesawat milik TNI AU tersebut yang jatuh di Timika, Papua pada Minggu kemarin (18/12/2016). Mereka meninggalkan sanak keluarga, istri dan anak-anaknya setelah menjadi korban atas tugas kenegaraan yang dijalaninya.
Bagaimana dengan nasib ke depan keluarga yang ditinggalkannya?
Anggota Komisi I DPR Fraksi PKB Syaiful Bahri Anshori menegaskan negara harus bertanggungjawab memikirkan nasib anak dan istri para prajurit yang gugur menjalankan tugasnya.
“Harus dibantu keluarganya. Kalo saya sih berharap untuk anak-anaknya dapat beasiswa hingga tingkat sarjana S1. Karena mereka sudah berbuat besar untuk bangsa ini,” ujar Syaiful kepada Nusantaranews di Jakarta, Rabu (22/12/2016).
Syaiful menyampaikan pengucuran anggaran bantuan bagi keluarga prajurit korban pesawat Hercules dapat diambilkan dari anggaran negara untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Kalo mereka misalkan mengeluhkan angaran, saya kira Komisi I harus berpikir itu. Untuk penambahan anggaran untuk itu. Secara prinsip secara kemanusiaan, anak-anak perwira itu harus diopeni (diurus) oleh negara,” ucapnya.
Syaiful menggagas agar dilakukan seleksi kemampuan terhadap anak-anak tentara yang mengalami kecelakaan saat tugas. Bagi yang dinilai berprestasi, kata Syaiful, dapat diberikan beasiswa sekolah Akademi Militer supaya nantinya melanjutkan pengabdian orang tuanya menjaga keamanan negara.
“Sukur-sukur, kalo berprestasi sekolah di akademi militer,” tandasnya. (Hatim)