Politik

Jalan Jokowi Kembali Menuju Istana Dinilai Terjegal Buruknya Kondisi Perekonomian Nasional

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau satu masjid yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12/2016) dan disambut anak-anak dengan nyanyian/Foto Rihrad Andika / NUSANTARAnews
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau satu masjid yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12/2016) dan disambut anak-anak dengan nyanyian. (Foto: Dok.NUSANTARANEWS)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Praktisi politik asal Ponorogo, Supriyanto menilai, lawan berat Joko Widodo untuk kembali duduk di Istana Negara ialah buruknya kondisi perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi yang karut marut dinilai akan memperberat langkah petahana melanggeng ke istana untuk kedua kalinya.

Supriyanto mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia di masa kepemimpinan Jokowi sangat tidak mengembirakan.

“Sehingga daya beli masyarakat menurun, kenaikan harga kebutuhan pokok, kenaikan tarif listrik, kenaikan harga BBM, pengangguran, masuknya tenaga kerja asing, utang luar negeri yang meningkat, masuknya barang impor, melemahnya kurs rupiah, dan lainya yang diperparah dengan semakin sulitnya usaha kecil memperoleh keuntungan, serta penurun berbagai harga komoditas hasil pertanian,” kata dia saat ditemui di kediamannya, Ponorogo, Rabu (26/9/2018).

Di tahun 2018, pemerintahan Jokowi telah menetapkan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton. Proses impor beras ini dilakukan secara bertahap. Pertama dilakukan pada akhir Januari. Impor kedua terjadi pada bulan Mei. Impor ketiga dilakukan pada Agustus. Dan terakhir, rencananya akan kembali mengimpor beras pada bulan Oktober.

Baca Juga:  Mulai Emil Hingga Bayu, Inilah Cawagub Potensial Khofifah Versi ARCI

Selain itu, merosotnya nilai tukar rupiah juga tak luput dari perhatian publik. Kur rupiah terus melemah, bahkan sempat menyentuh angka Rp 15.000 per USD. Padahal, pada kampanye 2014 silam Jokowi sesumbar bila dirinya akan mampu menurunkan nilai tukar rupiah menjadi Rp 10.000 per USD.

Menurut Supriyanto, kondisi perekonomian Indonesia yang buruk itu menjadi duri tajam yang akan menghalangi langkah Jokowi kembali menjadi orang nomor satu di republik ini.

“Meskipun mungkin akan banyak gerbong kepala daerah mendukungnya,” pungkasnya.

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,157