NUSANTARANEWS.CO – Institut Terjemahan & Buku Malaysia (ITBM) menerbitkan Antologi Puisi terlengkap WS Rendra dan diluncurkan dalam rangkaian acara Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016, di mana Malaysia menjadi Guest of Honour. Acara bersejarah ini dihadiri oleh istri mendiang WS Rendra, Ken Zuraida, Wiranto, dan Dedy Mizwar.
Dalam acara yang diantar oleh penampilan musikalisasi puisi oleh komposer ternama negeri Jiran, Omar Saidin dan partener ini, Ken Zuraida menyampaikan dalam sambutannya, pelucuran buku berjudul “Balada Si Burung Merak, Puisi-Puisi Lengkap W.S Rendra” tersebut bagian dari upaya menghangatkan lagi dunia keberaksaraan di Indonesia.
“Mari kita bangkitkan minat baca lagi. Karena jendela dunia tetap buku,” seru Ken Zuraida dalam sambutannya di Jakarta Convention Centre, Minggu (2/10) Kemarin.
Ketua Pegawai Eksekutif ITBM Mohd Khair Ngadiron menunjukkan rasa terima kasih atas kepercayaan Ken Zuraida terhadap ITBM untuk menerbitkan puisi-puisi WS Rendra dalam satu antologi terlengkap. Ia pun menyampaikan salah satu alasan menerbitkan puisi-puisi karya Rendra, lantaran penyair si burung merak ini adalah penyair internasional. Jadi, tidak semata-mata milik Indonesia.
“Kenapa tidak! Sekali saya katakan, jika Indonesia menerbitkan puisi-puisi karya penyair Malaysia, kami bangga. Kita melihat Rendra adalah sosok yang diterima di Malaysia da diterima di Indonesia. WS Rendra telah menjadi warga dunia, yang mana perjuangannya di bidang kemanusiaan diterima baik oleh Indonesia maupun Malaysia,” terang Khair saat berbincang usai acara berlangsung.
Khair sempat terkenang dengan satu peritiwa yang dialaminya ketika dia masih mahasiswa. Waktu itu, kata Khair, WS Rendra dilarang manggung di Indonesia oleh pemerintah Orde Baru. Karena itu, Rendra bersama Ken Zuraida dan Bengkel Teater Rendra mementaskan “Kereta Kencana” di Malaysia. Namun bukan soal nostalgia itu, motivasi dari terbitnya buku puisi terlengkap Rendra tersebut.
“Karya-karya Rendra senantiasa hidup. Ia adalah wakil zaman karena dia seniman. ITBM ingin hanya ingin menerbitkan antologi Rendra yang lengkap, sesuai urutan tahun penciptaan puisi, sehingga terbentuk sebuah rentetan perjalanan hidup Rendra yang tersurat maupun tersirat di dalam puisi-puisinya,” terang Khair.
Memilih puisi WS Rendra, kata Khair adalah pilihan yang tepat. Sebelumnya, pihak Ken Zuraida sudah merencanakan penerbitan antologi puisi Rendra dalam versi yang lengkap, namun belum ada penerbit yang bisa menerbitkannya. Gayung bersambut, kata peribahasa, ketika ITBM datang hendap menerbitkannya. Kendati butuh waktu enam bulan untun mendapat izin penuh dari Ken Zuraida.
“Kenangan kami dengan alm. Rendra hanyalah tempelan cerita. Bukan pendorong lahirnya buku ini. Kami juga tidak sedang bernostalgia, melainkan lantaran karya-karya Rendra layak untuk diterbitkan dan disebar-luaskan di Malaysia dengan jumlah terbitan yang lebih besar,” terang Khair. (Sulaiman)