Politik

Isu Keperpihakan TNI Kepada Rakyat Bertujuan Makar Tidak Benar

NUSANTARANEWS.CO – Beredarnya video dari Dragon TV berjudul Perwira Tinggi TNI AD Marah Atas Penangkapan Kivlan Zein di media sosial pada hari Minggu (4/12/2016) sangat provokatif dan meresahkan masyarakat Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Kapuspen Mayjen TNI Wuryanto melalui keterangan pernya Rabu (7/12/2016) di Jakarta menegaskan bahwa berita tersebut tidak benar (hoax).

Lebih lanjut, Wuryanto mengatakan bahwa dalam menanggapi beredarnya video berdurasi 3 menit 30 detik ini perlu dilakukan penelusuran, mengingat channel tersebut tidak menginduk pada Dragon TV Tiongkok, dimana pemberitaan tersebut sepihak dan belum ada konfirmasi kepada pejabat yang berwenang di TNI, khususnya TNI AD.

Dirinya juga menjelaskan bahawa Kivlan Zein dan Adityawarman Thaha merupakan pensiunan TNI, dan saat ini statusnya sebagai warga sipil biasa seperti warga negara Indonesia lainnya.

“Perlakuan terhadap kedua purnawirawan tersebut pada hakikatnya sama dengan warga negara sipil lainnya, sehingga penangkapan dilakukan oleh Polri itu sudah benar,” ungkapnya.

Baca Juga:  Raih 19.627 Suara, Nia Kurnia Fauzi Siap Jaga Amanah Rakyat

“Sebelum dilakukan penangkapan, pihak Polri selalu melakukan koordinasi dan komunikasi serta saling tukar menukar informasi dengan TNI. Pada prinsipnya, TNI mendukung apa yang dilakukan oleh Polri,” imbuh Kapuspen TNI.

Dalam pemberitaan itu disebutkan pula penangkapan Kivlan Zein oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di rumahnya, Jum’at pagi (2/2), yang dipublikasikan menurut persepsi Dragin TV telah memicu ketersinggungan jajaran Perwira Tinggi dan Menengah TNI AD. Penangkapan sesepuh TNI AD ini, dianggap telah menuduh bahwa keperpihakan TNI AD pada rakyat memiliki tujuan makar pada pemerintah.

“Narasi dalam video tersebut secara sengaja diunggah untuk menggiring persepsi masyarakat dengan tujuan membenturkan institusi TNI dan Polri serta lembaga kepresidenan. Sekali lagi TNI menegaskan bahwa isu berita tersebut tidak benar dan hoax. Ini sangat berbahaya karena ada upaya mengadu domba antara TNI-Polri dan masyarakat,” kata Wuryanto.

Menanggapi penangkapan dua Jenderal Purnawirawan TNI ini seakan-akan mengingatkan akan peristiwa kelam G30S/PKI, dimana para jenderal diculik setelah difitnah mendirikan Dewan Jenderal, yang akan melengserkan Presiden RI Soekarno dalam video tersebut.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Resmikan Pemanfaatan Sumur Bor

“Konteksnya sangat jauh berbeda dimana pada peristiwa G30S/PKI, PKI lah yang menculik para Jenderal TNI AD dan melaksanakan upaya makar. Sedangkan penangkapan kedua purnawirawan tersebut, dilakukan oleh institusi yang sah dan tentu dengan alasan yang kuat sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” jelas Mayjen TNI Wuryanto.  (Suspen/Red-01)

 

Related Posts

1 of 449