Peristiwa

ISRI Sebut Sarjana Generasi Milenial Perlu Metode Baru

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) Prof. Hariyono menyampaikan bahwa Memori kolektif kebangsaan, persatuan, rela berkorban harus digaungkan kembali, bila tidak fundamentalisme agama dan pasar akan mengisi ruang publik kita.

“Tantangan kita agar sarjana Indonesia tidak hanya mengedepankan teori-teori yang ada, ilmu positivistik masih mendominasi dalam pembacaan di bangku-bangku sekolah kita,” katanya pada acara Syukuran Peresmian Sekretariat dan Refleksi Akhir Tahun 2017, Sabtu, 16 Desember 2017.

Menurut Hariyono, Sarjana Indonesia harus sadar bahwa sebuah teori/ilmu lahir dalam realitas. Kita harus berani menggali teori-teori yang berbasis realitas masyarakat dan bangsa kita.

“Ilmu bukan sekedar diambil mentah-mentah, ditransfer dari Barat tapi sarjana kita perlu sadar membumikan ilmu yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Seperti Pancasila misalnya, bagaimana agar menjadi paradigma ilmu pengetahuan, Sehingga menjadi sumber inspirasi maju bagi pembangunan bangsa Indonesia,” terangnya.

“Sebagai sarjana rakyat Indonesia kita harus mau berpikir dan berjuang untuk membangun teori-teori yang berbasis alam dan kultur bangsa Indonesia. Memberi solusi-solusi dalam persoalan rakyat. Regenerasi menjadi tantangan saat ini, terlebih generasi milenial membutuhkan metode yang berbeda dengan generasi sebelumnya,” imbuh Hariyono.

Baca Juga:  Tim SAR Temukan Titik Bangkai Pesawat Smart Aviation Yang Hilang Kontak di Nunukan

Pada kesempatan tersebut digelar juga acara acara potong tumpeng oleh Ketua Umum Keluarga Besar Marhaenis Prof. DR. dr Sudigdo Adi.

Sekadar diketahui, narasumber diskusi selai Hariyono ialah Sekretaris Dewan Ideologi Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Eros Djarot dan Ketua Bidang Ekonomi Kerakyatan KBM DR. Revrisond Bawsir.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 9