NUSANTARANEWS.CO, Karanganyar – Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional (DPN) Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) Cahyo Gani Saputro mendorong gelaran pesta demokrasi rakyat Indonesia pada 17 April 2019 mendatang berlangsung dalam iklim yang sehat juga tidak dibumbui dengan intimidasi dan teror.
Pesta demokrasi, kata Cahyo, yang saat ini sedang berlangsung tentunya sudah menjadi tujuan bersama seluruh rakyat untuk memilih pemimpin yang dapat mensejahterakan kehidupan rakyat. Dan menjadi tugas penyelenggara negara untuk dapat melindungi segenap bangsa Indonesia.
Baca Juga:
“Hal tersebut dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh partisipasi rakyat dengan menjaga iklim demokrasi yang sehat dengan tidak memaksakan kehendak dan demokrasi ini tidak dibumbui dengan intimidasi dan teror,” tegas Cahyo dalam keterangan resmi yang diterima nusantaranews.co, Sabtu (6/4/2019).
Sebab, kata Cahyo, baik itimidasi maupun teror selain akan menciderai dan merusak demokrasi juga merusak citra Indonesia sebagai negara yang mengalami kemajuan demokrasi luar biasa dari era reformasi hingga saat ini.
Lebih lanjut, Cahyo menegaskan posisi ISRI sebagai intelektual atau cendikiawan yang berhaluan nasionalis atau kebangsaan yang mana salah satu poin sumpah janji kepengurusan ISRI.
Adapun sumpah janji yang dimaksu Cahyo berbunyi: “Setia dan menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Lambang Negara Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bendera Negara Indonesia Sang Merah Putih, Bahasa Negara Bahasa Indonesia, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan selalu taat Kepada Tuhan Yang Maha Esa…”
Sumpah janji tersebtu juga dibacakan dalam deklarasi ISRI Kabupaten Karanganyar, di RM Mbakyu Limbuk, Jumat (5/4) kemarin.
Dalam giat tersebut, Cahyo manyampaikan visi ISRI yakni ikut serta dalam mewujudkan visi Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kata Cahyo, ISRI mempunyai tanggung jawab untuk turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan memberikan pencerahan, pencerdasan dan penyadaran.
“Terutama ditahun politik ini yangmana berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) menjadi fenomena dan menjadi tantangan besar bagi ISRI dan kaum terdidik Indonesia lainnya untuk menangkal dan meluruskannya,” tegas Cahyo dalam sambutannya.
Baca Juga:
- DPW ISRI Sumut Mengambil Sumpah Janji, Manaek Hutabarat: Marhaen Jangan Jadi Slogan Belaka
- DPN ISRI: Potensi Besarnya Golput Harus Dicegah
- ISRI: Pemerintah Harus Punya Parameter Baru Angka Kemiskinan
Sekadar diketahui, daklarasi di Kabupaten Karanganyar dihadiri Alumni GSNI, Alumni GMNI, Pemuda Demokrat Indonesia, GMNI dan Gerakan Pemuda Marhaenis, Keluarga Besar Marhaenis dan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar. (mys/nn).
Editor: Achmad S.