NUSANTARANEWS.CO, Suriah – Ibarat kata pepatah, lempar batu sembunyi tangan diperagakan Israel setelah Tel Aviv dan IDF masih bungkam terkait serangan yang dilancarkan terhadap sebuah pangkalan udara di provinsi Homs (T4). Serangan udara ini menewaskan 14 orang, di tengah memanasnya isu penggunaan senjata kimia di daerah Ghouta Timur.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut Israel dalang di balik aksi penyerangan dengan menggunakan peluru kendali jarak jauh tersebut. Rusia mengungkapkan, IDF menembakkan 8 peluru kendali di lapangan terbang T-4, tiga di antaranya mencapai sasaran sedangan 5 lainnya berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara Suriah.
Baca juga: Tak Sekadar Ancaman, Militer Israel Tembak 40 Demonstran Palestina
Kabar menyebutkan, serangan udara tersebut dilepaskan dari dua jet tempur F-15 Israel dari wilayah Lebanon. Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) juga melaporkan bahwa ke-14 orang yang dinyatakan tewas akibat serangan Israel tersebut ialah prajurit Tentara Arab Sudiah (SAA).
Sayangnya, di tengah derasnya dugaan kuat serangan tersebut dilakukan IDF, Israel enggan memberikan komentar kendati tahu terjadinya serangan. Dengan kata lain, Israel secara tidak langsung mengakui bahwa serangan yang menewaskan 14 tentara Suriah itu memang benar dilancarkan IDF.
Baca juga: Rusia Tuduh AS dan Uni Eropa Serbarkan Perang Propaganda Soal Serangan Zat Kimia di Douma
Serangan ini dipastikan akan memanaskan suhu konflik di Suriah yang sudah berlangsung hampir 7 tahun. Apalagi, tindakan pembunuhan warga sipil di Suriah juga tak kunjung berhenti. Selain itu, ada banyak pihak yang turut campur tangan dalam pertikaian tiada akhir di Suriah.
Tak kurang AS, Uni Eropa, Rusia, Iran, Israel, saling baku hantam di Suriah dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Belum lagi milisi-milisi bersenjata, termasuk ISIS dan kelompok militan lainnya yang juga saling memburu nyawa satu sama lain.
Sebelum serangan peluru kendali jarak jaug IDF, sebelumnya di Suriah sudah dihebohkan dengan aksi pembunuhan massal warga sipil di Ghouta Timur. Konon, pembunuhan dilakukan dengan menggunakan senjata kimia. Semua pihak bahkan saling tuduh-menuduh siapa pelaku serangan senjata kimia tersebut. Pemerintah Bashar Al-Assad, Rusia dan Iran menuduh AS dan sekutu yang melakukan serangan senjata kimia tersebut melalui tangan kelompok teroris yang belakangan disebut-sebut dievakuasi sejumlah LSM, termasuk relawan White Helmets.
Baca juga: Ghouta Timur, Benteng Terakhir Teroris Dukungan Aliansi AS, Israel dan Arab Saudi
Sementara itu AS, Uni Eropa dan Turki termasuk Dewan Keamanan PBB menuduh pemerintahan Bashar Al-Assad yang melakukan serangan senjata kimia tersebut meskipun proses pembuktian tidak pernah dilakukan. Rusia diketahui memprotes keras tuduhan AS, Uni Eropa, PBB dan Turki yang menyudutkan pemerintahan Bashar Al-Assad. (red)
Editor: Eriec Dieda