NUSANTARANEWS.CO – Israel meluncurkan rencana untuk menjadi eksportir ganja untuk obat atau kepentingan medis, terbesar ketiga di dunia. Pasar global memperkirakan, ganja untuk kepentingan medis yang akan diekspor Israel akan mencapai angka 33 miliar dolar per tahun di Timur Tengah.
Perusahaan bio-tech yang berbasis di Israel, seperti dilaporkan Daily Mail menyebutkan bahwa negara tersebut tengah bersiap memperluas produksi obat untuk memenuhi permintaan konsumen global yang meningkat.
Salah satunya adalah Breath of Life Pharma (BOL), yang akan membuka rumah dan pusat penelitian ganja medis terbesar di dunia di Israel tengah. Fasilitas penelitian berukuran satu juta kaki tersebut akan memungkinkan perusahaan itu menyimpan cukup banyak pasokan ke seluruh Amerika Serikat, menurut chief executive Dr Tamir Gedo.
Gedo memperkirakan BOL akan memproduksi 80 ton, atau lebih dari 175.000 pon ganja medis per tahun.
Rencana ini tak terlepas dari upaya pemerintah Israel yang telah memberi lampu hijau untuk membuat undan-undang yang mengizinkan Israel mengekspor ganja medis. Bahkan Menteri Pertanian Israel Uri Ariel sebelumnya mengatakan bahwa pada tahun depan negara tersebut akan bergabung dengan Belanda dan Kanada sebagai pemasok ganja global.
BOL tidak sendirian dalam mengejar peluang yang berkembang melainkan salah satu dari delapan perusahaan berlisensi yang berusaha menempatkan Israel sebagai pusat global untuk penelitian ganja medis.
Israel adalah salah satu negara pertama yang melegalkan ganja medis, meski tetap ilegal untuk penggunaannya secara luas. Israel merupakan satu dari tiga negara bersama Kanada dan belanda yang memiliki program ganja yang disponsori pemerintah. Dan Israel sudah menjadi pemimpin global dalam penelitian dan pengembangan obat untuk penggunaan medis.
Kementerian Kesehatan telah menyetujui 150 proposal penelitian, 35 di antaranya uji klinis. Percobaan saat ini sedang berlangsung di Pusat Kesehatan Shaare Zedek di Yerusalem untuk menguji efek cannabinoids terhadap 120 anak autis dan orang dewasa muda, yang pertama dari jenisnya di seluruh dunia.
Awal bulan ini, diumumkan bahwa Universitas Ibrani akan menyelidiki manfaat komponen ganja non-psikoaktif untuk mengobati asma dan kondisi pernafasan lainnya. Ada sekitar 140 cannabinoids di pabrik ganja, dengan THC (komponen psikoaktif) dan CBD, yang memiliki sifat anti-inflamasi, paling diminati oleh periset.
CBD merupakan fokus dari banyak penelitian ganja oleh kedokteran Israel yang berkembang mengenai diabetes, penyakit jantung, autisme, penyembuhan patah tulang dan penyakit radang usus. Orang-orang Israel juga telah menyelidiki kemampuan obat tersebut untuk mengobati epilepsi, stres pascatrauma, tumor kanker, efek samping kemoterapi, multiple sclerosis, sindrom Parkinson dan Tourette, dan lain-lain.
Kini, Israel sudah dipandang sebagai sebuah negara di mana ilmu tentang ganja sangat maju. Kementerian Kesehatan Israel bahkan telah menyetujui lebih dari 100 proposal penelitian serta sudah puluhan uji klinis dilakukan. Bahkan, lebih dari 50 perusahaan AS melakukan penelitian terkait ganja medis di Israel karena adanya pelarangan di Amerika. Dan mereka akhirnya menemukan tempat penelitiannya di Israel. (ed)
Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews