Isa Lelakiku – Puisi Muhammad Alamsyah

Grafitti Yesus Kristus. Foto: Dok. id.aliexpress.com

Grafitti Yesus Kristus. Foto: Dok. id.aliexpress.com

ISA LELAKIKU

Matamu sajak-sajak romantis
Rambutmu akar-akar puisi abadi
Tumbuh berpucuk merumbai syair naik ke langit syorgawi
Bibirmu lembaran kitab lengkapi sejarah hamparan hawa membumi
Tak ada senyaman jiwamu semerbak dupa melati, kuajak berlari kala sepi menikam hati

Aku rindu padamu wahai kasihku
Beribu tahun aku di bumi tapaki bukit-bukit risau laut-laut bisu
Dalam syair misa kupanggil namamu
Tengadah mengibah ke angkasa hampa suara
Adakah kau datang bersama hari
Memeluk kasih yang ranum dalam nanti
Sisalah jubahmu selimuti masa diwarnai kirmizi
Menggulung tubuhku suntuk dalam semedi
Kini kau dimana wahai belahan hatiku
Jenuh aku dicimbui butir-butir rindu tak bertepi

Di gurun-gurun tanjak
Di gerbang-gerbang masa
Lelah kumencari
Kemanakah rimbanya mewujud janji

Demi rasa, kuingin lembut airmatamu jadi gerimis bagi jiwaku terkulai luluh
Basah, tumpah mandikan ragaku tersakiti rindu di lorong –lorong sendu

Engkaukah itu kekasih?
Di gempita lonceng-lonceng natal
Terpaku di bilik merah
Terpatung di dinding beku
Diakah itu?
Aku malu
Sosok itu palsu
Bukan lelakiku
Bukan kudus cintaku menjemput di nestapa senja

Isa lelakiku
Lenyap mendebu ludahi lumpur dari mata langit terkasih
Merumputi ilalang zaman yang ambigu di dada anak-anak bumi

Pangkep, 18 Juli 2017

Muhammad Alamsyah, lahir di Maros, 17 September 1985. Aktif menulis puisi, cerpen dan  esai. Aktif dalam kegiatan seni- budaya baik skala lokal maupun nasional. Lelaki yang akrab di sapa Alam, bergabung dalam beberapa sanggar seni dan bengkel teater serta sanggar lukis di Maros, Sulawesi Selatan. Karya-karya puisinya telah banyak terbit pada berbagai media cetak dan media online. Kecintaanya terhadap seni sastra tidak membuat bakatnya dalam seni lukis terlupakan. Giat cipta lukisan -lukisan eksperimental yang abstrak natural.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com

Exit mobile version