Mancanegara

Iran Telah Memulai Persiapan Peningkatan Pengayaan Uranium

Rudal Balistik Iran
Rudal Balistik Iran

NUSANTARANEWS.CO – Iran telah memulai persiapan peningkatan pengayaan uranium. Iran juga akan mengumumkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa mereka telah siap melanjutkan program nuklirnya untuk meningkatkan kapasitas pengayaan uraniumnya jika kesepakatan nuklir multinasional ambruk oleh penarikan mundur AS pada bulan lalu.

Pada hari Senin, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan badan energi atom negara itu untuk mempersiapkan proses percepatan pengayaan uranium jika Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) gagal, kata Kepala badan nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, hari Selasa (05/06)

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Khamenei memperingatkan, “Musuh kita tidak akan pernah bisa menghentikan kemajuan nuklir kita … Saya memberi tahu orang-orang Eropa, bahwa membatasi pekerjaan misil kami adalah mimpi yang tidak akan pernah terwujud.”

Salehi juga menambahkan bahwa Iran telah memberitahukan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai persiapan untuk membangun alat sentrifugal baru yang akan meningkatkan kapasitas produksi bagi unsur utama uranium yang diperkaya – (red) yang bisa digunakan untuk senjata nuklir.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Israel langsung bereaksi keras terhadap pengumuman Iran itu. Menteri Intelijen Yisrael Katz menyerukan untuk membentuk koalisi militer guna menghentikan program nuklir Iran jika negara itu melanggar batas pengayaan yang diberlakukan berdasarkan kesepakatan nuklir.

Katz mengatakan jika Iran tidak menyerah sekarang, dan mencoba untuk meningkatkan pengayaan uranium tanpa pengawasan, maka harus ada pernyataan yang jelas oleh Presiden AS untuk untuk menghentikan program nuklir Iran.

Seperti diketahui, Uranium harus diperkaya hingga sekitar 90 persen untuk digunakan dalam senjata nuklir. Di bawah JCPOA, Iran dibatasi untuk memperkaya uranium hingga 3,67 persen — cukup untuk digunakan di pembangkit listrik sipil, tetapi tidak dengan senjata. Kesepakatan itu juga membatasi jumlah dan kualitas sentrifugasi yang bisa digunakan.

Sebelum kesepakatan JCPOA itu ditandatangani, Iran telah mencapai 20 persen pengayaan. Pada bulan Maret, juru bicara Badan Energi Atom Iran, Kamalvandi mengatakan bahwa Iran dapat melanjutkan tingkat produksi ini dalam waktu 48 jam jika para pemimpin negara menganggap perlu.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Meskipun penandatangan yang tersisa – Inggris, Jerman, Perancis, Rusia, Cina, dan Uni Eropa – mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut, namun ancaman sanksi baru dari AS dapat merusaknya.

AS memang sedang memantau laporan tentang rencana Iran untuk membangun kapasitas nuklirnya kata Sekretaris Negara Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.

“Kami sedang memantau laporan bahwa Iran berencana untuk meningkatkan kapasitas pengayaannya,” tulis Pompeo di sebuah posting Twitter pada hari Rabu. “Kami tidak akan mengizinkan Iran mengembangkan senjata nuklir. Iran sadar akan tekad kami.”

Washington juga telah memutuskan untuk mengenakan sanksi yang lebih luas terhadap Iran, termasuk sanksi terhadap lembaga keuangan negara ketiga yang melakukan bisnis dengan Teheran.***

Related Posts

1 of 3,055