Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Iran Peringatkan Venezuela tentang Niat Buruk Amerika

Iran Peringatkan Venezuela tentang Niat Buruk Amerika
Iran peringatkan Venezuela tentang niat buruk Amerika Serikat (AS)/Foto: Presiden Iran Ebrahim Raisi saat pertemuan dengan duta besar baru Venezuela untuk Iran, Minggu (8/1)

NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan Venezuela mengenai tujuan utama Amerika Serikat (AS) mendekati menjangkau Caracas adalah untuk mendapatkan akses ke sumber daya energi negara Bolivarian tersebut.

Dalam pertemuan dengan duta besar baru Venezuela untuk Iran pada hari Minggu, Raisi mengatakan bahwa semangat pencarian kemerdekaan rakyat Venezuela telah mengubah mereka menjadi negara luhur di Amerika Latin.

Presiden juga memperingatkan bahwa antusiasme yang ditunjukkan oleh para pejabat Amerika baru-baru ini untuk rekonsiliasi dengan Venezuela bukanlah hasil dari persahabatan, tetapi menunjukkan kebutuhan AS akan sumber daya energi Venezuela.

Raisi lebih lanjut menyoroti kesepakatan yang bermanfaat yang ditandatangani selama kunjungan resmi Presiden Venezuela Nicolas Maduro ke Teheran pada Juni 2022, menyerukan penerapan kesepakatan tersebut.

Sementara itu, Jose Rafael Silva Aponte menyatakan terima kasih Venezuela kepada pemerintah dan bangsa Iran atas dukungan mereka.

Baca Juga:  BPPD Nunukan dan BNPP Gelar FGD IPKP PKSN Tahun 2023

Utusan baru berjanji akan melakukan yang terbaik selama masa jabatannya untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.

Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan AS pada 2019, setelah Washington mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara itu alih-alih memilih kembali Maduro. Washington juga memberlakukan sanksi yang melumpuhkan Caracas, menargetkan industri minyak dan keuangan negara itu.

Kemudian pada tahun 2022, Gedung Putih mengirim utusan ke Caracas untuk negosiasi, sambil melonggarkan sanksi terhadap Venezuela setelah beberapa kemajuan dalam pembicaraan pemerintah dengan pihak oposisi, terutama mengizinkan raksasa minyak AS Chevron untuk beroperasi di negara Amerika Latin tersebut pada prinsipnya selama enam bulan.

Pekan lalu, Maduro mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Venezuela siap untuk bergerak menuju proses normalisasi hubungan – diplomatik, konsuler, politik dengan pemerintah AS dan pihak lain yang mungkin mengikuti. (Banyu)

Related Posts

1 of 15