Mancanegara

Iran Peringatkan AS: Kami Bisa Lanjutkan Pengayaan Uranium 20 Persen Kurang dari 48 Jam

NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Otoritas atom Iran mengeluarkan peringatan yang ditujukan kepada Amerika Serikat bahwa Teheran mampu menghasilkan uranium yang sangat kaya hanya dalam rentang waktu dua hari saja. Peringatan ini disampaikan jika AS tetap tunduk pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama 2015 (JCPOA), yang dimaksudkan untuk menghentikan ambisi atom Iran.

“Jika Amerika menarik keluar dari kesepakatan itu, Iran bisa melanjutkan pengayaan uranium 20 persen hanya dalam waktu kurang dari 48 jam,” kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi kepada media al-Alam TV seperti dikutip Sputnik. Seperti diketahui, AS bersikukuh dengan sikapnya yang mendesak untuk mengubah kesepakatan nuklir Iran yang dikenal sebagai JCPOA 2015. Presiden Donald Trump bahkan mengancam bahwa AS akan menarik diri secara sepihak jika kesepakatan tersebut tidak dirubah.

BACA: Washington Memberi Ultimatum Kepada Jerman, Inggris dan Prancis untuk Mengubah Kesepakatan Nuklir Iran

Padahal, di bawah JCPOA, Iran hanya dapat memperkaya uranium hingga 3,67 persen saja sekaligus tidak memiliki aplikasi militer. Teheran telah melepaskan 432 pon uranium medium-enriched yang mereka miliki, yang berarti sudah mendekati pengayaan sebesar 20 persen. Selain itu, Teheran juga telah menempatkan dua pertiga sentrifugal gas dan semua sentrifugal Zippe ke dalam penyimpanan sebagai bagian dari kesepakatan JCPOA 2015.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Sebagai gantinya, Iran mendapatkan keringanan dari sanksi internasional yang sangat berat dan berpotensi menyebabkan resesi ekonomi yang bisa melumpuhkan Republik Islam Iran.

BACA: Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakatan Nuklir Iran

Kamalvandi mengatakan kesepakatan JPCOA sudah tidak dapat dinegosiasi ulang seperti kemauan Washington di bawah kepemimpinan Presiden Trump, yang menyebut JCPOA sebagai sebuah transaksi terburuk dan sepihak yang pernah dilakukan Washington.

“Jika JCPOA gagal, ini akan menjadi kerugian besar untuk verifikasi nuklir dan multilateralisme,” kata Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano.

“IAEA saat ini memiliki otoritas verifikasi paling kuat di dunia di Iran. Kami memiliki akses ke semua lokasi yang perlu kami kunjungi,” tambahnya sekaligus menegaskan bahwa kesepakatan JCPOA telah sesuai.

BACA: Rusia dan Eropa Kompak Tetap Berkomitmen Terhadap Kesepakatan Nuklir Iran

Namun, Presiden Trump ternyata punya pandangan lain, yang menganggap JCPOA merupakan ancaman bagi kepentingan nasional AS. (red)

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 5