MancanegaraPolitik

Iran Menolak Mentah-Mentah Tawaran Negosiasi AS

Iran Menolak
Iran menolak tawaran negosiasi dengan AS. Ilustrasi Rudal Patriot yang disiapkan untuk menangkal Iran.

NUSANTARANEWS.CO – Iran menolak mentah-mentah tawaran untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Wakil komandan pasukan Pengawal Revolusi Iran mengatakan bahwa, AS keliru besar bila merasa bisa memaksa Iran dengan ancaman agresi militer dan sanksi untuk duduk dalam meja perundingan.

Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, menepis tuduhan Washington bahwa pasukan Iran mengancam pasukan AS di Timur Tengah, dan menuding pemerintah Trump menggunakan intelijen palsu. “Ini semua tuduhan yang dibuat oleh orang yang sama menjelang invasi AS ke Irak,” kata Ravanchi, merujuk pada John Bolton yang menjadi penasihat dalam pemerintahan Presiden George W. Bush.

Ketegangan antara Washington dan Teheran memang semakin tajam minggu ini, terutama setelah kelompok kapal induk serang AS mulai mendekati perairan Iran. Bersamaan dengan itu, Washington juga memperingatkan Teheran bahwa serangan skala penuh akan dilakukan jika Iran mengancam kepentingan AS di kawasan regional Timur Tengah

Baca Juga:  TKD Jatim Blusukan Pasar, Warga Pogot Acungkan Dua Jari Prabowo-Gibran

Pentagon sendiri telah menempatkan dua kelompok kapal induk serangnya yakni: Lincoln CSG dan Nimitz CSG pada hari Jumat di dekat perairan Iran. Bahkan kapal LPD USS Arlington yang penuh pasukan marinir telah bergabung pula melengkapi kelompok serang yang sudah berada di kawasan.

Washington mengklaim bahwa penumpukan pasukan dan set militer itu merupakan respons terhadap perilaku Iran. Sekretaris Pertahanan AS, Patrick Shanahan menyebut pengerahan kapal induk itu sebagai reposisi atas indikasi “ancaman nyata” oleh pasukan Iran. Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton mengatakan langkah itu merupakan reaksi terhadap sejumlah indikasi dan peringatan atas eskalasi yang meningkat – dan sekaligus sebagai pesan yang jelas terhadap Teheran – bahwa setiap serangan terhadap kepentingan AS atau sekutu akan menghadapi kekuatan yang tertahankan.

Hal yang menarik untuk dicermati sebenarnya adalah tanpa mengirim aset militer tambahan pun, pangkalan militer AS sesungguhnya telah mengepung Iran dari semua arah.

Baca Juga:  Pleno Kabupaten Nunukan: Ini Hasil Perolehan Suara Pemilu 2024 Untuk Caleg Provinsi Kaltara
Iran Menolak 2
Iran dikepung oleh pangkalan militer AS

Armada ke-5 Angkatan Laut AS, yang bertanggung jawab atas Timur Tengah dan Afrika Utara, memiliki setidaknya 7.000 personil di pangkalan militernya di Bahrain. Di Kuwait, Pusat Komando Angkatan Darat AS, memiliki pos komando depan dengan kekuatan 13.000 personil.

Pangkalan Udara Al Dhafra di Abu Dhabi di Uni Emirat Arab berisi 5.000 lebih personel AS, sementara Pangkalan Udara Al Udeid Qatar yang besar memiliki sekitar 10.000 tentara AS.

Bersama dengan pangkalan-pangkalan itu, AS memiliki pasukan pasukan khusus yang beroperasi di Yaman, Irak, Afghanistan, dan Pakistan di mana AS menempatkan ribuan pasukan militernya. Selain itu, AS juga memiliki akses kerjasama dengan pangkalan militer yang lebih kecil, berkekuatan sekitar 200 personil, serta akses ke pelabuhan dan lapangan terbang, termasuk di Turki, Arab Saudi, Oman dan Mesir.

Dengan melihat kehadiran kekuatan aset militer AS yang tersebar begitu masif dan sistematis di hampir setiap tetangga Iran, bukannya para pemimpin Iran yang seharusnya mengeluh tentang “ancaman yang dapat dipercaya” dengan indikasi yang terus meningkat? (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,075