MancanegaraTerbaru

Intai Korea Utara, ROKAF Beli 4 Drone Global Hawks

NUSANTARANEWS.CO – Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) telah mengumumkan pembelian empat kendaraan udara tak berawak Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk, pesawat tempur canggih yang dibangun di atas kontrak militer AS untuk misi pengintaian.

Korea Selatan berusaha untuk terus memperkuat pertahanannya karena merasa terancan oleh perkembangan rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara. Kedua negara secara teknis masih berperang karena pada 1953 silam hanya besepakat untuk gencatan senjata guna menyudahi Perang Korea. Korea Selatan kini tengah was-was, kalau-kalau negara tetangganya itu menginvasi secara tiba-tiba seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Pesawat tak berawak atau drone yang dibeli Korea Selatan disebutkan harganya sekitar 223 juta dolar per satu pesawat. Artinya, secara keseluruhan Korea Selatan mengeluarkan dana sekitar 892 juta dolar.

Drone Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk dibeli untuk keperluan misi pengintaian udara oleh program baru intelijen Korea Selatan, khususnya ROKAF. Pembelian drone ini dilaporkan akan dimulai pada Desember mendatang, dan dua sisanya baru akan tiba pada 2019. Dan rencananya, seperti dilaporkan Sputnik, drone ini akan ditempatkan di pusat militer Korea Selatan di Provinsi Chungcheong Selatan.

Baca Juga:  Harlah Ke-17 PK PMII Pragaan dan BNI Berbagi Kebagiaan kepada Anak Yatim di Bulan Ramadan

Global Hawks diharapkan dapat digunakan untuk memantau aktivitas rudal dan nuklir Korea Utara, dan bertindak sebagai bagian dari program peringatan dini “Peace Eye” Korea Selatan dalam hal peluncuran rudal Korea Utara. Sementara Seoul sudah mengoperasikan program intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR).

Strategi baru militer Korea Selatan untuk memperbaiki posisi mereka melawan negara tetangganya yang memang masih terlibat perang sejak tahun 1950-an. Drone ini merupakan bagian dari stretegi baru militer ROKAF. Seoul bermaksud untuk menciptakan sebuah unit tempur baru pada tahun 2018 yang berfokus pada pengintaian udara dan misi tempur tempur di atas Korea Utara.

Drone ini dilengkapi dengan serangkaian rudal untuk menghancurkan artileri, rudal balistik dan bunker serta pasukan khusus dan taktis. Korea Selatan juga mempertimbangkan sistem intersepsi rudal baru untuk melindungi target tinggi dari artileri Korea Utara.

Pertama kali diterbangkan pada tahun 1998, Global Hawk yang kemudian eksperimental dilengkapi dengan perkumpulan alat pengintai. Ini termasuk elektro-optik, kamera termografi, prosesor gambar, tiga sistem radar yang berbeda, bayangan inframerah, radar cuaca dan perangkat lainnya. Ini juga merupakan pesawat tanpa pilot pertama yang melintasi Samudra Pasifik, yang terjadi pada tahun 2001.

Baca Juga:  Dewan Kehormatan yang Nir Kehormatan

AS juga diketahui telah Global Hawks di Irak dan Afghanistan, serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan menyusul bencana seperti gempa dan tsunami Tohoku 2011 di Jepang dan topan Haiyan 2013 di Filipina.

Global Hawk dioperasikan oleh Angkatan Udara AS dan Angkatan Laut serta NASA. Sebuah varian juga dioperasikan oleh Angkatan Udara Jerman dari tahun 2009 sampai 2013, namun program tersebut dihentikan karena Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang operasi mereka di wilayah udara Eropa. (ed)

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews

Related Posts

1 of 7