Ini Penyebab Terjadinya Migrasi Pemilih Jokowi di Pilpres 2019

Jokowi Bersama Ketua Umum PDIP Megawati (Foto Dok. PDIP)
Jokowi Bersama Ketua Umum PDIP Megawati (Foto Dok. PDIP)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi mengatakan Pilpres 2019 terjadi migrasi pemilih Jokowi.

Dalam temuan survei IDM pada Oktober 2018 diketahui bahwa 38.9 persen responden mengatakan kondisi ekonomi mengalami penurunan. Sebanyak 48.4 persen mengatakan kondisi ekonomi mereka stagnan.

Begitu juga hasil survei Maret 2019. “Dalam temuan survei kami sebanyak 71.7 persen responden mengatakan sulit mencari pekerjaan,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Hal ini, kata dia, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi yang berkisar antara 4,8-5 persen saja. Keadaan pertumbuhan ekonomi ini tentu saja berimbas kepada lapangan kerja di masyarakat.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya berkisar di 4,8-5 persen tidak memberikan tambahan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja baru.

“Hal ini menambah migrasi pemilih Jokowi di kalangan milenial yang memang sangat membutuhkan lapangan kerja,” ujarnya.

Dia menambahkan, migrasi pemilih Jokowi juga melanda kelas menengah perkotaan. Di mana isu korupsi dan demokrasi merupakan hal penting bagi kelas ini, katanya.

“Tertangkapnya Romahurmuziy dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di mana Romi (sapaan akrab Romahurmuziy) diketahui publik sebagai salah satu tim inti dari Jokowi, dan juga kriminalisasi terhadap pengkritik Jokowi (Ahmad Dhani salah satunya), menambah deret barisan migrasi pemilih Jokowi,” terangnya.

Migrasi pemilih yang semakin meluas ini, lanjut dia, tentunya sangat menguntungkan bagi pasangan Prabowo-Sandi. Sebab, migrasi pemilih ini hanya bermuara kepada dua yaitu memilih Prabowo-Sandi atau menjadi Golongan Putih (Golput).

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version