NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengatakan penurunan elektabilitas Partai Golkar tidak hanya dipengaruhi oleh penetapan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, status tersangka Setya Novanto hanyalah salah satu variabel yang mempengaruhi semakin menurunya elektabilitas Partai Golkar.
“Setya Novanto hanyalah salah satu sumber defisit kredibilitas Partai Golkar,” ungkap Sirajuddin Abbas, Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Menurutnya, semakin meningkatnya pimpinan Partai Golkar baik itu yang berada di pusat maupun di daerah yang sedang berurusan dengan KPK maupun institusi penegak hukum lainya, secara langsung dapat berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat terhadap Partai Golkar dan pimpinan Partai Golkar.
“Kalau kita lihat dalam satu tahun terakhir dalam minggu-minggu terakhir, kita melihat ada sejumlah pimpinan Partai Golkar daerah yang sekaligus sebagai Kepala Daerah yang punya problem hukum dengan KPK dan kejaksaan. Itu secara langsung punya efek terhadap penurunan tingkat kepercayaan publik Partai Golkar dan terhadap pimpimpnan Partai Golkar,” terang Sirajuddin.
Sejumlah aksus tersebut, Sirajuddin menambahkan, bisa merembet pada elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu. “Nah itu bisa merebet pada elektabilitas partai golkar,” sambungnya
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi menurunya elektabilitas Partai Golkar mengenai Pansus Angket DPR untuk KPK.
“Terkait Pansus Angket KPK itu juga mempunyai efek negatif terhadap elektabilitas partai-partai. Semua partai tapi porsi negatifnya lebih besar Partai Golkar,” pungkasnya.
Reporter: Syaefuddin A / Editor: Ach. Sulaiman