Lintas NusaPolitik

Ini Kekuatan Tiga Bacagub Jatim 2018

NusantaraNews.co, Jakarta – Mengamati perkembangan konstalasi politik di Jawa Timur menuju kursi Gubernur, ada tiga nama tokoh teratas yang konsisten muncul menjadi pembicaraan. Ketiga tokoh tersebut yakni, wakil Gubernur Jatim Syaifulah Yusuf atau Gus Ipul (GI), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa (KIP) dan tokoh cukup fenomenal La Nyalla Mattalitti (LNM).

Lantaran hanya tiga nama tersebut yang nyaris tak luput dari pembeciraan di internal partai politik dan pengamat akhir-akhir ini, wajar bila muncul pertanyaan: “mengapa harus GI, KIP dan LNM?”. Persis sebagaimana hasil sorotan Lembaga Survei Regional (LSR) terbaru yang diberi judul, “Mengapa La Nyalla, Saifullah dan Khififah”.

Direktur LSR, M. Mufti Mubarok memaparkan terkait pertanyaan, mengapa Jatim hanya ditentukan oleh 3 orang tersebut ketika Pilgub Jatim 2018 sudah sangat dekat. Menurut data yang diperoleh, ia menyebut ada 3 tokoh yang sudah berani mendaftarkan di partai Politik untuk Pilgub Jatim.

“GI sudah terang terangan ingin memborong Parpol di Jatim. Namun langkahnya mudah dibaca dan kehabisan power. Akhirnya hanya berharap pada partai penguasa yatiu PDIP dan PKB. Sementara KIP yang malu-malu tapi sejatinya masih besar syahwat politiknya untuk memenangkan pilgub jatim yang sudah 2 kali dikalahkan oleh Pak De (Soekarwo),” kata Mufti dari Surabaya, Selasa (3/10/2017).

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

“Menang Kekalahan saat itu, KIP lagi-lagi bukan di Jatim namun di Mahkamah Konstitusi di jakarta. Artinya MK adalah lembaga Mahkamah Kalkulasi. Siapa yang berkuasa dialah yang memang,” imbuhnya.

Sementara LNM, lanjut Mufti, adalah tokoh baru yang dengan semangat tinggi mencoba bertarung dengan rival barunya. Dulu LNM perlu menjadi nahkoda KIP dan pernah juga Membantu KARSA (Soekarwo-Syaifullah).

Alasan Tiga Nama Menjadi Penting

Untuk itu, Mufti merasa penting untuk mencermati profil dari masing-masing ketiga nama tokoh publik teratas mendekati Pilgub Jatim 2018 ini. Menurut dia, mayoritas masyarakat di Jatim sudah cukup tahu nama KIP dan GI.

“Kalau KIP dan GI semua orang sudah tahu. Tapi LNM adalah tokoh penomenal yang berani bertarung di tengah ladang Hijau yang akan diperebutkan di jatim,” ujarnya.

LNM, kata Direktur LSR itu, sebenarnya bukan tokoh baru. Tapi untuk Pilgub kali ini dialah The Rising Star. Kekuatan LNM adalah tokoh nasionalis. Pengusaha dan hobi olahraga. “kekuatan ini yang membuat elektabilas LNM mampu mengungguli GI dan KIP,” katanya.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Nanum, kata Mufti, ada sedikit kelemahan soal sejarah masa lalu. Tapi dalam politik yang penting siapa yang berbuat dan hadir itu yang akan di Pilih. Popularitas dan elektalibilitas pun terus naik.

Lebih lanjut, Mufti menyampaikan, KIP memang tetap fenomenal. “Sebagai seorang perempuan tangguh yang sekarang jadi Mensos RI. Ketua Umum Musliimat yang biasa blusukan menjadi modal popularitas dan elektabiltas juga naik,” terang dia.

Sementara GI, sambungnya, dengan modal 2 kali jadi wagub popularitasnya sangat tinggi tapi elektabilitasnya makin turun. “Ada apa kok turun pada level di bawah 30 persen. Artinya lampu merah bagi GI. Sedagkan Lampu Kuning unt KIP dan lampu Hijau untuk LNM,” imbuh Mufti.

Perbandingan Kekuatan

Mufti menambahkan, Kalau GI jadi diusung PDIP dan PKB maka publik akan membandingkan dengan Ahok di Jakarta yang didukung partai Pemerintah.

“Artinya ada analogi partai Penista agama dan partai non penista agama. Jadi akan agak sulit untuk komunitas muslim modern di jatim. Artinya GI adalah didukung oleh partai Penguasa atau poros Jokowi,” jelas Mufti.

Baca Juga:  Jamin Suntik 85 Persen Suara, Buruh SPSI Jatim Dukung Khofifah Maju Pilgub

Sementara KIP, kata dia, yang rencananya akan diusung juga partai Penguasa yakni Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP adalah partai penguasa dan orangnya Jokowi. Maka antara GI dan KIP sejatinya Kepanjangan tangan dari poros Jokowi.

“Kalau ini terjadi maka peluang LNM akan berpeluang karena diuntungkan dengan Bukan orangnya pemerintah atau Jokowi,” hematnya.

Bila LNM di usung Gerinda, PKS dan PAN dengan poros Prabowo, kata Mufti, maka peluang untuk dukungan nasionalis dan agamis akan kuat dan isu partai non penista agama akan menjadi menarik. “Tapi kalkulasi ini akan berubah kalau ada tsunami politik di detik-detik akhir. Masih ada kejutan untik pilgub jatim nanti,” tandas Mufti Mubarok.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 54