Berita UtamaBudaya / SeniMancanegaraTerbaru

Ini Alasan Islam di London Terus Meningkat

Ini Alasan Islam di London Terus Meningkat
Ini alasan Islam di London terus meningkat/Foto: Jaya Suprana/Ist.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ini alasan Islam di London terus meningkat. Sejak tahun 2001 sampai dengan 2016, di London telah didirikan 423 mesjid baru. Sementara itu, sekitar 500 gereja telah ditutup di sana. Tak mengherankan lembaga penelitian Pew Research Center yang bermarkas di Woshington DC memprediksi di tahun 2070 mendatang Islam akan menjadi agama terpopuler di dunia.

Budayawan, Jaya Suprana fenomena itu ia anggap hanya sekadar ekspresi perubahan peta demografik keagamaan di Inggris. Dimana kebetulan agama Nasrani sedang mengalami masa pasca kematangan sementara Islam sedang mengalami masa pertumbuhan.

Dirinya membantah bahwa, kemerosotan jumlah umat Kristen bukan akibat pertumbuhan Islam. Pasalnya dirinya berbagi cerita saat ia masih belajar kemudian mengajar di Jerman tahun 70an abad XX, umat Islam setempat, kata Jaya Suprana masih dalam jumlah sangat terbatas.

“Saya pribadi sudah menyaksikan bagaimana jumlah umat Kristen yang rajin ke gereja terus menerus merosot,” ungkap Jaya Suprana dalam sebuah ulasannya.

Baca Juga:  Gelar Aksi, FPPJ Jawa Timur Beber Kecurangan Pilpres 2024

Menurutnya, jumlah warga yang secara adminisratif ke luar dari agama Kristen makin banyak akibat keberatan membayar pajak gereja yang secara legal wajib dipotongkan langsung dari salaris bulanan. Terutama generasi muda Jerman pada masa itu, lanjut dia sudah mulai menganggap agama Kristen sudah tidak relevan akibat tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

“Maka dapat disimpulkan bahwa apa yang disebut sebagai Islamophobia sebenarnya hanya suatu penyakit jenis khayal yang sengaja direkayasa oleh mereka yang merasa kepentingannya terancam akibat tumbuhnya jumlah umat Islam,” sambung dia.

Sehingga meski pun pada kenyataan mayoritas pelaku kekerasan terorisme di bumi Amerika Serikat sebenarnya bukan Muslim, namun Donald Trump dan para pendukungnya, kata Jaya Suprana sengaja membiasakan diri untuk menggunakan istilah teroris Islam radikal. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts