EkonomiTerbaru

Infrastrukutur Papua Masif Harus Hidupkan UKM Warga Asli Papua

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pemerintahan Joko Widodo mengalokasikan dana triliunan rupiah untuk pembangunan infrastruktur di Papua. Sepanjang tahun lalu, untuk pembangunan Jalan Trans Papua, dikeluarkan anggaran mencapai Rp 2,15 triliun. Menurut data Kementerian PUPR, alokasi anggaran untuk Provinsi Papua dan Papua Barat pada 2017 mencapai angka Rp 7,6 triliun.

Gapensi menilai, masifnya pembangunan infrastruktur di Papua dapat mendorong efisiensi dan daya saing Papua ke depan.
“Suka tidak suka, mesti kita akui, saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif di Papua,” kata Sekjen Gapensi, Andi Rukman di Jakarta, Rabu (30/8).

Ia mengatakan, risiko fiskal dan anggaran negara memang harus ada rezim yang berani tanggung dan mengambil risiko politik. “Kalau takut ambil risiko, maka Papua akan terus tertinggal,” ujarnya.

Pria asal Papua ini mengingatkan, pembangunan infrastruktur yang masif tersebut tidak boleh membuat warga asli Papua menjadi terpinggirkan sebab merasa sulit bersaing dengan warga pendatang.

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

“Warga asli Papua harus diberi perhatian penuh agar mereka mampu menjadi tuan di kampung sendiri dan tidak menjadi penonton di tengah kemajuan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat,” Andi mengingatkan.

Karenanya ia mengusulkan agar pemerintah membina warga lokal agar dapat menjadi pelaku UKM disepanjang jalan, bandara, pelabuhan yang baru dibangun.

”Jadi, ada sentra-sentra UKM warga lokal, dimana mereka juga dilatih menjadi pengusaha baru. Sehingga kue pembangunan itu mereka bisa rasakan juga,” katanya.

Sebab, kebijakan pemerintah pusat sangat berdampak pada efisiensi perekonomian lokal. “Infrastruktur mulai dibangun, tentu akan berdampak bagi pertumbuhan. Semoga biaya logistik menurun, akselerasi ekonomi juga makin baik di KTI (Kawasan Timur Indonesia),” ucapnya.

Ia memperkirakan Sulawesi dan Kalimantan masih akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di KTI. Pasalnya kedua wilayah itu masih menjadi daerah dengan pertumbuhan di atas rata-rata nasional. Ekonomi kawasan ini tumbuh di atas 6 persen bahkan Sulawesi rata-rata tumbuh di atas 8 persen.

Baca Juga:  Bencana Hidrometeorologi Incar Jawa Timur, Heri Romadhon: Masyarakat Waspadalah

Sebab harga komoditas sedang lesu, pertumbuhan di wilayah itu masih ditopang oleh pertumbuhan sektor konstruksi yang tumbuh di atas 10 hingga 11 persen. Meski demikian, wilayah yang tidak kalah dan juga sedang tumbuh di atas rata-rata nasional yakni Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 13