Ekonomi

Industri Pulp dan Kertas Indonesia Bisa Menduduki Peringkat ke-5 Dunia

NUSANTARANEWS.CO – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, perkembangan investasi di sektor berbasis hasil hutan, tahun depan akan diresmikan pabrik pulp dan kertas di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp 40 triliun untuk tambahan kapasitas pulp sebanyak 2,8 juta ton per tahun.

Hal itu disampaikannya usai menghadiri Kongres Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) 2016 di Jakarta, Rabu (19/10). “Dengan tambahan kapasitas tersebut, posisi industri pulp Indonesia akan naik menjadi peringkat ke-5 di dunia,” ungkapnya.

Dengan melihat data konsumsi kertas per kapita per tahun di Indonesia yang baru sekitar 32.6 kilogram (kg), lanjut Menperin, menjadikan peluang besar untuk pengembangan industri pulp dan kertas. Pasalnya, di negara-negara maju, konsumsi kertas per kapita per tahun di Amerika Serikat mencapai 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark 270, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg, Singapura  180 kg, Korea 160 kg, dan Malaysia 106 kg.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

“Peluang di dalam negeri juga didorong seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat dan kegiatan ekonomi lainnya yang membutuhkan produk kertas, sepertikertas tulis cetak, kertas kemasan pangan, kertas kantong semen, kertas bungkus, dan kotak karton gelombang,” sebut Airlangga.

Disamping itu, Menperin mendaskan, pasar ekspor yang tumbuh sekitar 2,1 persen per tahun, juga merupakan peluang yang dapat diisi Indonesia terutama dengan makin berkurangnya peran negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Swedia, dan Norwegia yang sebelumnya merupakan negara pemasok utama pulp dan kertas di pasar internasional.

Pada kesempatan yang sama, Ketua APKI Misbahul Huda mengatakan, industri pulp dan kertas sebagai sektor unggulan berbasis sumberdaya alam sangat membutuhkan dukungan dari multistakeholders di Indonesia termasuk pemerintah. “Sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi negara secara ekonomi dan lingkungan serta mampu menyerap banyak tenaga kerja,” kata Huda. (Riskiana/Red-02)

Related Posts

1 of 29