HukumPolitik

Indonesian Club Sebut Ada Grand Design Penghancuran Telkom

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Adanya kelompok yang mengambil keuntungan dari tragedi terganggunya Satelit Telkom 1 beberapa waktu lalu, dinilai kian menguatkan akan sinyal kehancuran Telkom. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesian Club Gigih Guntoro.

Menurutnya, kelompok kepentingan ini masih warisan kekuasaan masa lalu dan merupakan bagian dari dinasti politik KKN yang menjadikan Telkom sebagai sapi perahan. Seakan ada grand design dari kelompok kepentingan ini dalam menghancurkan dan ujungnya adalah menjual Telkom dengan harga murah.

Pertama kata Gigih, kelompok ini mendorong pemangku kebijakan di Telkom untuk tidak menjalankan kewajibannya melakukan pembayaran lisensi software billing system I-SISKA selama 6 tahun – wanprestasi. Akibatnya di mata internasional Telkom menjadi perusahaan Telekomunikasi yang memiliki catatan buruk dan situasi ini secara otomatis berpengaruh terhadap anjloknya nilai saham.

Kedua, jika nilai saham Telkom di bursa Stock Exchange New York anjlok maka menurut Gigih akan banyak spekulan yang sudah dipersiapkan oleh kelompok berkepentingan yang berlindung di balik dinasti politik KKN tersebut akan mengambil saham Telkom dengan harga murah.

Baca Juga:  Diduga Korupsi Danah Hibah BUMN, Wilson Lalengke: Bubarkan PWI Peternak Koruptor

“Tujuannya tidak lain hanya mengambil keuntungan yang kemudian akan dibagi-bagi,” ungkap dia dalam keterangannya, Senin (9/10/2017).

Ketiga lanjutd dia, jika dua skenario diatas berjalan mulus maka langkah selanjutnya adalah politik balas budi kepada oknum-oknum pejabat yang memiliki peran dalam mengkondisikan Telkom agar dijual akan menempati posisi-posisi strategis di Telkom dan anak perusahaannya.

“Praktis grand design ini adalah upaya untuk mengendalikan dan penguasaan Telkom 100 persen dan menjadikannya alat untuk mendukung kepentingan kelompok ini. Jika Telkom sudah terkooptasi dalam kepentingan kelompok yang berlindung di balik dinasti politik KKN maka akan membahayakan kedaulatan negara. Hal ini hampir mirip dengan ketika penjualan Indosat ke Singtel,” tegasnya.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 9