NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekjen Presidium Indonesian Club Hartsa Mashirul mengatakan mata uang dollar yang terus mengamuk terhadap mata uang rupiah merupakan akibat dari kerapuhan fundamental kebijakan perekonomian negara dan mengancam stabilitas nasional. Dampak lebih lanjut, harga kebutuhan masyarakat akan semakin melambung sehingga kesengaraan menjadi tak terelakkan.
Alih-alih menyalahkan internasional, perang dagang antara Cina dan Amerika menjadi salah satu alasan pemerintah saat ini untuk membuang badan terhadap kesalahan pengelolaan negara.
“Liberalisasi kebijakan di berbagai sektor menggerus pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara mengakibatkan Indonesia diambang krisis multidimensi berkepanjangan,” kata Hartsa, Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Dia mengingatkan, pasca reformasi yang membuka keran kebijakan untuk dinahkodai ke arah liberal melahirkan benturan kebijakan yang berimbas pada munculnya potensi-potensi benturan antar anak bangsa.
“Kenaikan harga BBM, sembako, TDL terus mendorong rakyat pada tali tiang gantungan dalam menghadapi realitas kehidupan,” tegasnya.
Kemudian, lapangan pekerjaan yang sedianya diciptakan untuk menaikkan hajat hidup rakyat Indonesia semakin sempit akibat kebijakan investasi yang memudahkan masuknya tenaga kerja asing.
“Ini merupakan persoalan tersendiri bagi rakyat Indonesia untuk menjadi tuan di negeri sendiri dalam mencari nafkah. Gelombang PHK yang terus-menerus semakin menjauhkan kata sejahtera pada rakyat,” ujar Hartsa. (eda/gdn)
Editor: Gendon Wibisono