Ekonomi

Indonesia Tuan Rumah Perundingan IEU CEPA Kedua Awal Tahun 2017

NUSANTARANEWS.CO – IEU CEPA sebagai sebuah kesepakatan perundingan antara Indonesia dan Uni Eropa terus dilanjutkan. Sebab dengan perundingan IEU CEPA ini Indonesia dilain mendapat banyak keuntungan. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdangan Imam Pembagyo di Brussel, Belgia, Rabu (21/9) waktu setempat.

Pada mulanya, langkah awal ditempuh Indonesia dan Uni Eropa pada 2012 dengan membahas scoping paper untuk menentukan cakupan dan kedalaman komitmen yang akan dirundingkan kedua pihak. Diselingi pergantian pemerintahan, baik di Indonesia maupun di Uni Eropa, pembahasan scoping paper akhirnya dapat diselesaikan pada April 2016 saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Brussel, Belgia. Perundingan IEU CEPA secara resmi diluncurkan pada 18 Juli 2016 di Jakarta dan Brussel.

Bagi Indonesia, Uni Eropa sangat penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi nasional. Uni Eropa saat ini merupakan  mitra dagang terbesar ke-4 bagi Indonesia. Produk ekspor utama yang dikirim ke UE antara lain produk-produk pertanian dan perikanan, furnitur, komponen mesin, tekstil dan alas kaki. Uni Eropa juga meminta produk plastik dan karet. Sementara bagi Uni Eropa, Indonesia merupakan mitra dagang dari Asia Tenggara terbesar ke-5 namun berada di peringkat ke-30 dalam urutan mitra dagang Uni Eropa secara global. Ekspor utama Uni Eropa ke Indonesia antara terfokus pada mesin, peralatan transportasi, dan produk kimia selain jasa.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

Di sinilah antara lain arti penting bagi Indonesia memulai perundingan CEPA dengan Uni Eropa. Dimana Uni Eropa telah menyatakan dukungan untuk mempererat kerja sama ekonomi dan pembangunan kapasitas yang produktif dengan Indonesia.

Iman pun meyakini jika kedua pihak dapat mengimplementasikan perjanjian CEPA ini, kedua pihak dapat memperoleh keuntungan maksimal dari setiap isu perjanjian IEU-CEPA yang dirundingkan. “Mekanisme dan bentuk kerja sama akan dibahas lebih lanjut pada perundingan selanjutnya di Indonesia,” lanjut Iman.

Dari hasil pertemuan disepakati bahwa perundingan ke-2 akan dilaksanakan di Indonesia pada awal 2017. Pada perundingan tersebut akan dibahas secara lebih komprehensif dan subtantif isu-isu perundingan yang merefleksikan hal-hal yang terdapat di dalam cakupan scoping paper.

Badan Pusat Statistik (BPS) merangkum total perdangan antara Indonesia dan Uni Eropa pada 2015 mencapai USD 26,1 miliar. Indonesia mencatatkan total ekspor ke Uni Eropa sebesar USD 14,8 miliar dan impor dari Uni Eropa sebesar USD 11,3 miliar.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Sementara, total aliran investasi (direct investment flows) Uni Eropa ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2005-2015) mencapai USD 9,8 miliar yang terfokus di sektor-sektor konstruksi, transportasi, tanaman pangan, perkebunan, dan pertambangan.  (Sulaiman)

Related Posts