EkonomiHankam

Indonesia Miliki Potensi Besar Kembangkan Ekosistem Karbon Biru

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (CoP) ke-22 tahun yang diadakan pada 2016 lalu di Marrakesh, Maroko, karbon biru (blue carbon) telah digaungkan sebagai salah satu kontribusi mencapai target pengurangan emisi karbon di dunia. Secara global, sebanyak 151 negara memiliki karbon biru. Tetapi, baru 50 negara yang mengagendakan untuk pengurangan emisi (NDC).

“Indonesia sebagai negara yang memiliki ekosistem karbon biru terbesar di dunia sudah sepantasnya mengambil peran penting dalam percaturan karbon biru global,” ujar CEO WWF-Indonesia, Rizal Malik, dalam World Blue Carbon Conference 2017 di JCC, Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman juga terus mendorong pemanfaatan potensi sumber daya pesisir sebagai karbon biru untuk memberikan dampak signifikan bagi pengendalian perubahan iklim. Sebagai negara dengan luas perairan yang besar, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan karbon biru, terutama di tiga ekosistem, yakni Mangrove, Padang Lamun, dan Kawasan Payau.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Sementara itu, Deputi Bidang Bidang SDM, Iptek, dan Budaya Kemenko Kemaritiman, Safri Burhanuddin menegaskan pemanfaatan ekosistem pesisir itu sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan harus digalakkan sambil memperkuat kerja sama antara lembaga terkait.

Sebab, menurut dia, dengan terkelolanya ekosistem pesisir secara baik dan berkelanjutan tidak hanya memberi dampak pada penurunan emisi gas rumah kaca, tapi juga dapat memberi dampak kepada pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat pesisir.

“Perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut sehingga tidak hanya mengendalikan emisi gas rumah kaca tapi juga dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, kepada nelayan karena lestarinya lingkungan sumber daya ikan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, karbon biru tersebut merujuk pada kemampuan ekosistem laut dan pesisir untuk menjaga keseimbangan penyerapan karbon dan potensi pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam konsep karbon biru, ekosistem laut dan pesisir yang didominasi oleh vegetasi laut seperti hutan mangrove, padang lamun, rawa payau serta rawa masin (salt marshes) telah memiliki peran dalam penurunan emisi karbon.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan OPD Berburu Takjil di Bazar Ramadhan

Berdasarkan penelitian Blue Carbon yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama stakeholders terkait, total ekosistem padang lamun di indonesia dapat menyimpan 16,11 juta ton karbon per tahun. Sementara, untuk potensi penyerapan karbon oleh ekosistem mangrove adalah 122,22 juta ton per tahun.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 19