HukumLintas Nusa

Indonesia Kaya Hutan Namun Rawan Kebakaran, Ini Solusinya

NUSANTARANEWS.CO – Indonesia kaya akan hutan, namun rawan kebakaran. Seperti yang disebutkan Greenpeace Indonesia bahwa, kebakaran hutan terjadi lagi dan lebih dari tiga ribu titik panas terpantau selama Agustus. Dari 3.324 titik panas tersebut terpantau sejak 1 hingga 27 Agustus 2016. Bahkan cenderung mengalami peningkatan dari 186 titik panas pada pekan terakhir bulan Juli; 446 pekan pertama Agustus, 777 pekan kedua Agustus dan 1.494 pada pekan ketiga.

Kebakaran hutan di Riau baru-baru ini, tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya tentu tidak jauh berbeda dengan sudah terjadi. Karena itu perlu ada langkah-langkah konkret untuk dilakukan baik oleh Kementerian Lingkunga Hidup dan Kehutanan (KLHK)  maupun dari aparat penegak hukum.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Yuyun Indradi membenarkan bahwa lokasi kebakaran kebanyakan masih sama dengan tahun lalu. Lantaran polusi akibat asap kebakaran di Riau telah mencapai tingkat “sangat tidak sehat” sejak akhir pekan lalu, pihaknya merekomendasikan beberapa langkah kongret kepada semua pihak.

Baca Juga:  Pengumuman Pemenang Lomba Menulis Bertema ‘Pengamanan Aset Digital’

“Langkah kongkretnya adalah respon cepat terhadap sistem peringatan dini yang sudah dibangun. Kemudian menyamakan persepsi antar aparat penegak hukum mengenai prinsip tanggung jawab dan tanggung gugat pemegang konsesi sehingga penegakan hukum memberi efek jera dan semakin kuat,” katanya saat dikonfirmasi nusantaranews.co via WhatsApp, Jakarta, Senin (29/8).

Selain itu, Indradi juga menyarankan supaya ada transparansi atas data dan informasi mengenai konsesi sehingga masyarakat bisa membantu untuk memonitor pengelolaan SDA. “Di samping itu juga harus ada penguatan kebijakan perlindungan hutan dan gambut serta jaminan pelaksanaannya secara konsisten,” tambahnya.

Penanganan dan penanggulangan secara serius tidak bisa ditunda lagi, mengingat polusi udara yang tidak menyehatkan sudah menyebar bahkan ke Singapura dan Malaysia.

Sebelumnya, Indradi menyebutkan bahwa kebakaran hutan sebenarnya dapat dicegah tanpa harus memamerkan pemadaman dengan bom air. Baginya membahasi gambut yang telah mereka (perusahaan) keringkan untuk perkebunan kelapa sawit, kertas, dan pulp, lebih baik untuk mencegah terjadinya kebakaran. (Sulaiman)

Related Posts

1 of 10