Ekonomi

Indonesia Ikut Dorong Ekonomi Inklusi Cina

NUSANTARANEWS.CO – Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M. Fachir, di acara APEC Ministerial Meeting (AMM) di Da Nang, Vietnam (8/11/2017) menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tengah menekankan pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusi, terutama bagi daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan ekonomi.

Dirinya juga mendorong perlunya sinergi program-program dan inisiatif APEC, agar tujuan dan manfaat pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif dapat secara langsung dirasakan masyarakat di pedesaan dan wilayah terpencil.

Gagasan mengenai ekonomi inklusi sesungguhnya muncul dari presiden Cina, Xi Jin Ping. Dalam sejumlah perhelatan super penting para pemimpin dunia, Cina terus tampil membawa gagasan baru tentang tatanan dunia baru.

Proyek The Silk Road Economic Belt and the 21st-century Maritime Silk Road membuat Cina bisa dibilang akan menjadi lokomotif kapitalisme baru.

Presiden Xi mengatakan, bahwa kita harus membangun ekonomi global yang lebih terbuka memberikan fasilitasi dan liberalisasi dalam perdagangan dan investasi guna mendongrak pertumbuhan ekonomi global. Termasuk pembangunan infrastruktur dan interkonektivitas khususnya bagi UMKM dan negara berkembang untuk bisa berpartisipasi dalam global value chain serta menghindari proteksionisme.

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Pada acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang digelar di Davos, Swiss misalnya, Xi Jinping jadi bintangnya. Sebab, di forum tersebut gagasan Xi untuk memberikan solusi baru guna memecahkan berbagai persoalan dunia ditunggu-tunggu.

Gagasan tentang globalisasi yang lebih inklusif sejalan dengan tema WEF di Davos yakni ‘Kepemimpinan Responsif dan Bertanggungjawab’. Tanggung jawab untuk mempromosikan perdagangan bebas di wilayah ini secara alami jatuh pada China, ekonomi terbesar kedua di dunia. Kata Dr. Oh Ei Sun, rekan senior dengan S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura Nanyang Technological University. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available