EkonomiHankam

Indonesia Harus Siap Hadapi Juluran si Lidah Naga di Perairan Natuna

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa waktu lalu 11 Juni 2017 lalu, Analis Pertahanan dan Alutsista TNI, Jagarin Pane menjelaskan alasan mengapa pembangunan pangkalan militer Natuna sedang giat dilakukan termasuk pembangunan bunker kapal selam, bunker jet tempur, penempatan UAV, radar dan pertambahan pasukan, tak lain adalah untuk memperkuat pertahanan di Natuna yang terus menjadi incaran dari militer Tiongkok.

“Ambalat tenang, muncul Natuna. Kali ini si Lidah Naga menggeliat menjulurkan lidahnya untuk menyatakan bahwa lidahnya sampai di perairan Natuna. Meski si Naga menyatakan tidak mengklaim Natuna tapi secara militer kita mesti siap, maka dibangunlah pangkalan militer segala matra disana,” ungkapnya.

Apa yang sesungguhnya tengah diincar Cina di Natuna? Tenaga Ahli Bidang Migas Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Haposan Napitupulu saat diwawancarai khusus oleh Detik pada Juli 2016 lalu mengungkapkan Natuna adalah wilayah yang sangat penting.

Bukan hanya ikan, menurutnya kekayaan migas, potensi pariwisata, dan juga untuk pertahanan menjadikan Natuna sebagai primadona. “Jadi ada empat yang diincar,” kata Haposan.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

“Kalau kita lihat peta wilayah yang diklaim Cina, ini Natuna D-Alpha ikut. Natuna D-Alpha itu punya cadangan gas yang bisa diambil 46 TCF (triliun kaki kubik), terbesar yang ditemukan selama 130 tahun kegiatan migas kita,” sambungnya.

Selama ini belum pernah ditemukan kakayaan alam yang sebesar itu. “Ini ditemukan tahun 1973, hampir setengah abad kita tidak pernah menemukan yang lebih besar lagi. Masela yang kita ribut-ributkan kemarin itu hanya seperempatnya. Tangguh, Duri, lebih kecil lagi,” ujar dia.

“Sayangnya kandungan gasnya tinggi sampai 72%. Kita sudah melakukan kegiatan eksplorasi di sana sejak tahun 1960-an, waktu itu oleh AGIP yang sekarang bernama ENI. Tahun 1980-an dilanjutkan oleh Exxon, baru kajian-kajian saja,” beber Haposan.

Seharusnya, kata Haposan, Natuna D-Alpha ini segera dikembangkan. Kandungan CO2 yang tinggi memang membuat biaya investasinya tinggi. Selain Blok East Natuna, ada lagi, namanya Lapangan Dara, salah satu lapangan di Blok Sokang. “Cadangan gasnya sekitar 6 TCF, kira-kira separuhnya Tangguh. Ini ditemukan tahun 2000. KKKS-nya Black Platinum,” pungkasnya.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3