Politik

Indonesia Darurat Komitmen Kebangsaan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bulan Mei merupakan bulan yang mengingatkan peristiwa bersejarah di Republik ini, yaitu Reformasi. Setelah sembilan belas tahun terjadi, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia tak kunjung usai.

Persatuan Nasional Aktifis 98 (PENA 98), menilai saat ini reformasi sedang dirusak oleh orang-orang yang tidak berjuang tapi justru menikmati manisnya buah-buah reformasi. Mereka ingin kembali berkuasa, ingin kembali ke masa lalu yang indah bagi mereka tapi tidak bagi rakyat.

“Masalah yang kita hadapi adalah komitmen kebangsaan, fenomena intimidasi atas nama agama, orang berbeda dengan mereka, orang yang tidak mau ikut dengan mereka disebut kafir, atau temannya komunis,” ujar Aktivis 98 Roy Simandjuntak, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5/2017).

Roy menjelaskan jika suatu negara masih menggunakan simbol politik minoritas dan mayoritas itu adalah politik pecah belah. “Negara ini berdiri tidak mempertimbangkan dia mayoritas atau minoritas, melainkan atas dasar kesepemahaman bersama untuk menjadi bangsa yang merdeka,” tutur Roy.

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

Roy Mengingatkan Jika bangsa ini tidak memiliki komitmen kebangsaan dan ke-Indonesiaan tentang ideologi Pancasila, maka dapat dipastikan bahwa Indonesia akan terpecah belah.

“Saya kira negeri ini akan dalam keadaan berbahaya dan menuju perpecahan jika tidak memiliki komitmen kebangsaan tentang ideologi Pancasila,” pungkasnya.

Reporter: Ucok Al Ayubbi
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 31