Inspirasi

Ilmuan Australia Membantah Teori Darwin Tentang Gigitan Ikan Paus

NUSANTARANWES.CO – Para ilmuan Australia mengklaim bahwa penelitian terbaru yang mereka lakukan membantah teori evolusi paus populer yang disodorkan oleh para ilmuan mulai dari Charles Darwin dan seterusnya tentang perkembangan paus baleen.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknologi 3D dan mendalami tentang gigi dari jaman prasejarah yang digali dari bebatuan di dekat Torquay di pesisir selatan Victoria pada tahun 2016. Para ahli kemudian membandingkannya dengan pemodelan predator modern yang serupa. Para peneliti menemukan bahwa memang benar gigi paus purbakala sangat tajam.

Diwawancarai oleh The Guardian, Dr. Erich Fitzgerald yang merupakan kurator senior dalam penelitian tersebut mengatakan, “Gigi mereka (paus prasejarah) benar-benar dioptimalkan untuk mengiris daging.”

Ia menjelaskan bahwa gigi paus purba sangat tajam dan memiliki desain seperti taring kucing besar (harimau bahkan singa Afrika) dan gigi anjing liar.

Gigi tersebut diketahui merupakan gigi yang dimiliki Janjucetus, sejenis paus yang hidup sebagai pelopr paus baleen modern di lepas pantai Victoria sekitar 25 juta tahun yang lalu. Spesies ini adalah bagian dari kumpulan spesies purba yang pada masa kini telah mengalami evolusi menjadi paus baleen modern seperti paus biru, paus kanan dan humpback.

Penemuan dan klaim tentang bentuk dan fungsi gigi Janjucetus tersebut membuat teori yang selama ini dipegang di dunia yang mengatakan bahwa gigi paus prasejarah dibentuk untuk memungkinkan air mengalir melalui mereka, seperti gigi anjing leopard modern dan fungsi saringan tersebut mendorong evolusi linear yang kini ditemukan pada gigi paus baleen.

Teori di atas adalah teori yang dieksplorasi oleh Darwin dalam On the Origin of Species tentang evolusi pada paus.

Fitzgerald mengatakan bahwa teori yang dikemukakan oleh Darwin saat itu mungkin apa yang ia ilustrasikan hanyalah sasaran hipotesis untuk menggambarkan teorinya tentang evolusi. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai ‘cerita linear yang rapi’ tentang bagaimana paus mengembangkan baleen untuk bertahan.

Penelitian baru ini pertama kali diterbitkan di Biology Latters yang intinya adalah sebuah teori alternatif bahwa paus adalah predator kejam yang kemudian dalam evolusinya mereka ‘kehilangan’ gigi tajam mereka.

“Mereka mulanya adalah pembunuh, kemudian mereka menjadi penghisap dan berakhir menjadi pengayak atau penyaring,” kata Fitzgerald menambahkan.

Fase menghisap mungkin terdengar aneh namun kita perlu ketahui bahwa banyak mahluk laut termasuk lumba-lumba dan paus sperma yang secara efektif berburun dengan menghisap mangsanya. Mereka melakukan hal tersebut dengan membuka mulutnya yang dapat menciptakan ruang hampa udara dan menyebabkan mahluk kecil tertarik ke mulut mereka.

Mengenai proses perubahan tersebut secara sederhana dijelaskan bahwa pada masa awalnya, paus memiliki gigi tajam dan memangsa hewan lainnya seperti predator yang dapat merobek daging dengan giginya seketika. Kemudian, mereka mulai berburu dengan menyedot atau menghisap mangsanya, seiring berjalannya waktu gigi mereka kemudian mengalami penururunan dari segi ukuran dan area mulut lainnya seperti langit-langit gusi dan lainnya berkembang menjadi apa yang saat ini kita kenal dengan baleen.

Perkembangan tersebut juga diikuti dengan perubahan ukuran paus pada masa lalu dan apa yang kita lihat saat ini. Penelitian tersebut memperkirakan bahwa ukuran paus pada kurun waktu tiga juta tahun yang lalu tidak mencapai sebesar yang sekatang.  Hal ini diketahui dari panjang Janjucetus yang hanya tiga meter saja.

Penulis: Riskiana
Editor: Sulaiman

Related Posts

No Content Available