Ekonomi

IKM Indonesia Berpeluang Tumbuh Melalui Perdagangan Elektronik Terbesar

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dan negara potensial untuk tumbuh-kembangnya perdagangan elektronik (e-commerce). Hal ini didukung dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, di mana penetrasi internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa dan di antara mereka sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online.

“Peluang tersebut perlu ditangkap oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian meluncurkan programe-Smart IKM yang bertujuan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Menperin dalam siaran pers Kemenperin seperti dikutip redaksi, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Hingga saat ini, kata Airlangga, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Sampai tahun 2019, ditargetkan dapat mengajak hingga 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.

“Program yang diluncurkan pada tahun lalu ini telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan workshop ke beberapa wilayah di Indonesia,” ujar Airlangga.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Airlangga menyampaikan, supaya dapat mengetahui lebih detil mengenai program e-smart IKM, Direktorat Jenderal IKM mempunyai layanan call centre melalui HotlineIKM (1500-775) yang dapat langsung diakses oleh seluruh masyarakat.

“Kami berharap para pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan fasilitas ini sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program, kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya,” harap Airlangga.

Dalam menghadapi era revolusi industri keempatatau Industry 4.0, lanjutnya, pelaku IKM perlu mendapat program pembinaan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saingnya sekaligus memperluas pasar ekspor.

“Pengembangan IKM menjadi salah satu kunci dari implementasi Industry 4.0. Penerapan Industry 4.0 juga sebenarnya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, penyerapan tenaga kerja dan perluasan pasar bagi industri,” paparnya.

Diketahui dalam Kemenperin, sektor kerajinan terus menunjukkan kinerja yang positif, di mana nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD776 juta atau naik sebesar 3,8 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai USD747 juta. Selain itu, nilai ekspor Batik mampu menyumbangkan sebesar USD58 jutapada tahun 2017.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Airlangga menyampaikan, kerajinan tradisional yang diwariskan oleh para leluhur Indonesia merupakan produk-produk budaya yang memiliki nilai seni dan bernilai tambah tinggi. “Sektor ini berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan industri di Tanah Air,” tegasnya.

Dalam hal ini, Menperin memberikan apresiasi kepada Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang menggelar Pameran Pesona Busana dan Aksesori Nusantara di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta.Pameran yang diselenggarakan pada 13-16 Maret 2018 ini, diikuti sebanyak 50 pelaku IKM dari berbagai daerah di Indonesia.

Menurutnya, pemasaran secara offline tidak dapat dipandang sebelah mata karena keuntungannya adalah pembeli dapat melihat secara langsung jenis dan kualitas produk.

“Selain itu, pembeli juga dapat bertemu langsung dengan pelaku IKM sehingga proses negosiasi lebih mudah dilakukan,” kata Airlangga.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 16