Puisi Ai Santi
PUDAR
Dan kini aku menatapi pagi
Yang getir karena mungkin
Telah pudar.
Tak ada lagi debaran mesra menguasai
Tak ada lagi getar bibirmu terbenam
Di dasar bibirku
Kenikmatan apa lagi yang
Belum kau puaskan Tuan?
Sehingga dengan beraninya
Memugar beluka luka patah hati?
Bukankah telah lama kita berlayar?
Mengapa kau tega membakar sauh sampan
Yang kau rancang sendiri untuk masa depan?
2017
MALAM DAN MIMPI
Pelan-pelan angin mendekap seluruh tubuh
deburan ombak menggugurkan kisah luka di malam itu
aku berlari, menuju dermaga mimpi
di pelukkan bantal
dalam tarikan selimut
tentu aku berharap
kau datang ditidurku yang enggan lelap ini.
2017
IHWAL KEPERGIAN
Diantara sepi
gerimis mencipta lagu
diputar oleh pilu,
ditebar oleh sang bayu.
Inilah kesedihanku, Puan !
yang tak bisa menjadi rahasia lagi
sebab telah dinyanyikan oleh raga
yang hanya sebatas ingat
ihwal airmata hangat
dalam suatu kepergian.
2017
Ai Santi, anggota Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI) wilayah Ciamis. Alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh Ciamis 2016. Semenjak kuliah aktif di Himpunan Mahasiswa dan di keredaksian Tabloid Linguistika. Sehari-sehari mengajar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMK Al Falah Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya. Selain mengajar, kegiatan yang dilakukannya ialah menulis puisi, cerpen, esai, artikel opini, dan reportase. Karya-karya puisinya selain dimuat di media massa, diterbitkan juga dalam antologi puisi “Sang Penakluk” (2013) dan antologi puisi bersama “Sajak Semesta Memahat Langit” (2012), “Sajak Para Perindu Embun” (2015) dan “Serenada Kota Ungu” (2016).
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]
