NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Banda Aceh melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam melakukan pendataan berbagai jenis seni budaya Islam yang ada di tiap desa dan kecamatan di Kota Banda Aceh sebagai salah satu rangkaian upaya untuk melestarikan seni budaya Islam di Indonesia.
Kepala Kantor Kementerian Agama Banda Aceh dalam hal ini disampaikan oleh Kasi Bimas Islam Tgk. H. Zulkarnaini, S.Ag MA di sela-sela acara pendataan, Rabu (17/11) bahwa seni budaya Islam adalah kegiatan yang bernuansa Islam yang tumbuh di masyarakat. Pendataannya penting karena seni budaya Islam merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian utama Kemenag RI sebagai bagian dari usaha pelestarian khasanah Islam Nusantara.
“Negara Indonesia adalah Negara yang berpenduduk mayoritas muslim, sehingga sangat kaya dengan seni budaya yang tidak dimiliki Negara lain. Kekayaan seni budaya ini harus dilestarikan dan dilindungi terutama dari pengaruh negatif budaya asing agar tidak punah” ujarnya.
Untuk di Kota Banda Aceh sendiri terang Tgk. Zul, seni budaya Islam yang berkembang pesat di masyarakat adalah seni Maulid serta meudikee (membaca dzikir) dan barzanji.
“Maulid hamper ada di setiap kecamatan dan gampong (desa), sedangkan meudikee (membaca dzikir) dan barzanji kita temui di kecamatan Ulee kareng, Syiah Kuala, dll, hampior semua Kecamatan ada barzanji baik ketika peringatan perayaan mauled maupun acara perkawinan untuk menghibur masyarakat,” tambahnya.
Tim pendataan selama dua hari 16 dan 17 November 2021 juga mendatangi Dinas Pendidikan dan kebudayaan banda Aceh, Sekretariat MAA Banda Aceh, dan beberapa studio radio di Banda Aceh. Di antara studio yang didatangi untuk pendataan data siaran keagamaan adalah sebagai berikut:
- RRI Banda Aceh
- Radio Baiturrahman
- Radio Flamboyan
- Radio Rumoh PMI
- Radio Seulaweut
- Radio Meugah FM
- Radio Nikoya FM
- Radio Syiar Tauhid FM
- Radio Djati FM
- Radio Prima FM
- Radio Antero FM
- Radio Toss FM
- Radio OZ FM
- Radio Binkara FM
“Pendataan adalah langkah awal pelestarian seni budaya Islam, ke depan kita berharap aka nada pembinaan atau bahkan perlombaan agar seni dan siaran keagamaan di Banda Aceh tidak hilang digerus masa,”pungkasnya. (Heri Ulka/MG)