Ekonomi

Ignasius-Arcandra Diharapkan Dapat Majukan Industri Petrokimia Dalam Negeri

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sedangkan Arcandra Tahar, yang tadinya digadang-gadang bakal kembali menduduki posisi menteri, justru ditempatkan Jokowi sebagai Wakil Menteri ESDM.

Pelantikan dan pengambilan sumpah Jonan dan Arcandra berlangsung di Istana Negara, Jumat (14/10) siang kemarin. Jonan diangkat sebagai Menteri ESDM melalui Keputusan Presiden Nomor 114/P/2016 tentang pengangkatan Menteri ESDM Kabinet Kerja untuk sisa masa jabatan 2014-2019. Adapun Arcandra Tahar diangkat sebagai Wakil Menteri ESDM berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115/P/2016.
Pelantikan Jonan dan Arcandra cukup mengejutkan dan mendadak. Meski sebelumnya sudah ada desas-desus bakal ada pelantikan pada pekan ini, namun Jokowi siang kemarin seharusnya dijadwalkan bertolak ke Kalimantan Barat untuk menghadiri gelaran Sail Karimata.

Anggota Komisi VII DPR RI Dito Ganunduto berharap agar kedua orang tersebut bisa mengembangkan industri petrokimia dalam negeri. Harapan tersebut bermula dari rasa malunya akan kemajuan industri petrokimia di negara tetangga Malaysia. Padahal, bahan baku gasnya berasal dari Indonesia.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Pragaan Daya Salurkan BLT DD Tahap Pertama untuk Tanggulangi Kemiskinan

Baca Juga : Menurunkan Harga Prioritas yang Harus Dikerjakan Jonan-Arcandra

Ironisnya lagi produk petrokimia yang bahan baku gasnya berasal dari Indonesia tersebut, kemudian di ekspor ke Indonesia. Bahkan nilai ekspor produk petrokimia mencapai US$ 12 hingga US$ 14 miliar ‎per tahun. Karena itu, ia ingin Indonesia juga mengembangkan industri petrokimia.

“Sebenarnya DPR bersama Pemerintah Indonesia sudah ada keinginan untuk membangun industri petrokimia di Indonesia Timur. Tapi tidak jalan-jalan karena harga gasnya tinggi,” ungkapnya dalam diskusi publik, di Jakarta, Sabtu, (15/10).

“Kalau saja pemerintah kita niat untuk bangun Petrokimia dan niat bangun industri Petrokimia di Papua Barat, pemerintah khususnya presiden bisa buat Perpres (Peraturan Presiden) khusus untuk Papua Barat yang isinya itu Government Tax nya 1-0 US$,” katanya.

Dia meyakini jika saja kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan dan diimplementasikan dengan baik, Indonesia bagian timur dapat berkembang pesat.

“Kalau Industri Petrokimia berkembang pesat disana itu bakal menciptakan ribuan tenaga kerja. Yah meskipun goverment tax kita berkurang tetapi multiflier efeknya banyak, seperti pajak yang diperoleh nanti akan jauh lebih besar daripada saat ini,” tandasnya.(Restu)

Related Posts

1 of 16